Hanya Lulusan SMA : Bob Sadino Memiliki Banyak Perusahaan dan Karyawan
Setelah sebelumnya kita membahas pengusaha asal Brebes Muhadi Setiabudi, yang hanya lulusan SMP namun memiliki banyak perusahan dan karyawan. Kali ini penulis akan membahas lagi salah satu pengusaha yang sangat menginspirasi dan memotivasi kita, yaitu Bob Sadino. Dimana Bob Sadino juga menamatkan pendidikannya hanya sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
Berbeda dengan Muhadi Setiabudi yang hanya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, Bob Sadino justru berasal dari salah satu keluarga mapan. Namun demikian meski dirinya berasal dari keluarga mapan, untuk urusan pendidikannya dia hanya menamatkan sampai pada tingkat SMA.
Meski hanya lulusan SMA, hal tersebut tidak menjadi alasan baginya untuk tidak berprestasi dalam hidupnya. Pria yang tercatat sebagai lulusan 1953 dari salah satu SMA Jakarta tersebut, pernah menjadi karyawan Unilever,dan Djakarta Lloyd di Amsterdam. Bahkan setelah memutuskan menjadi seorang pengusaha dirinyapun tercatat sebagai pemilik tunggal dari supermarket Chicks,Dirut PT Boga Catur Rata, Pabrik sosis dan ham (PT Kem Foods), dan PT. Kem Farms yang fokus pada produksi kebun sayur.
Bob Sadino Tak Menyesal Tidak Pernah Kuliah
Menamatkan pendidikannya hanya sampai pada tingkat SMA tak membuat Bob Sadino menyesal sedikitpun. Menurutnya ilmu yang didapat dari bangku pendidikan rata-rata hanya teori semata. Padahal untuk menjadi pengusaha sukses yang terpenting adalah harus mau bersentuhan langsung dengan realitas, oleh karena itu tidak hanya membutuhkan teori.
Menjadi sarjana saja tidak cukup untuk dapat melakukan berbagai hal. Terlebih dunia akademik yang tanpa praktek, akan membuat orang hanya sekedar tahu tanpa meningkat pada taraf bisa.
Hal tersebut akhirnya membuat dirinya tak heran lagi, jika dari dulu hinga kini di Indonesia ada ribuan sarjana yang untuk menghidupi dirinyapun tidak mampu, apalagi jika mereka dituntut untuk bisa menghidupi orang lain.
Dirinya membagi rumus kesuksesan menjadi empat tingkatan yaitu, tahu, bisa, terampil, dan ahli.
Tahu merupakan hal yang ada di kampus, mahasiswa diajarkan berbagai hal namun tidak ada jaminan mereka akan bisa. Karena bisa itu ada dalam masyarakat, manusia akan bisa melakukan sesuatu ketika mereka terbiasa dengan melakukan berbagai hal. Sedangkan terampil adalah jika kita bisa memadukan antara tahu dan bisa. Sementara ahli tidak berbeda jauh dengan trampil, hanya saja predikat ahli ini harus memiliki pengakuan dari orang lain.
Rasa tidak menyesal dirinya tidak mengenyam pendidikan sampai keperguruan tinggipun, dapat dilihat dalam beberapa seminarnya, dimana dengan lantang dia mengatakan jika kuliah merupakan kesia-siaan. Menurutnya kuliah adalah sebuah informasi basi, bahkan memasukan sampah kedalam otak kita.
Wajar jika Bob Sadino berkata demikian, dirinya hanya ingin memberi inspirasi aksi nyata pada kita semua. Hal ini dikarenakan ia belajar semuanya dari lapangan yang modal utamanya adalah tindakan. Menurutnya pendidikan tinggi itu hanya memjadikan seseorang pribadi yang pandai berbicara, tetapi tidak bisa melaksanakan apa yang telah direncanakannya.
Sejarah Kesuksesan
Bob Sadino atau yang biasa akrab dipanggil om Bob, nama sebenarnya adalah Bambang Mustari Sadino. Pengusaha yang sukses pada bidang pangan dan peternakan ini lahir di Bandar Lampung pada 9 Maret 1933.
Bob Sadino yang memiliki ciri khas sering menggunakan kemeja dan celana pendek ini, ternyata merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Saat usia Bob Sadino menginjak 19 tahun dirinya mendapatkan seluruh harta milik orang tuanya, hal ini selain dikarenakan orangtuanya meninggal juga karena semua soudara kandungnya sudah mapan.
Usai mendapatkan harta warisan tersebut, kemudian Bob Sadino menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam aktivitasnya tersebut ia menetap 9 tahun di Belanda dan bekerja di Djakarta Lylod yang berada di kota Amsterdam. Ketika tinggal di Belanda tersebutlah, Bob Sadino bertemu dengan Soelami Soejoed yang kemudian dinikahinya.
Tahun 1967 Bob Sadino membawa kembali keluarganya ke Indonesia, lengkap dengan dua Mercedes miliknya. Salah satu Mercedes tahun buatan 1960-an tersebut dijualnya untuk membeli sebidang tanah yang berada di Kemang Jakarta Selatan. Setelah beberapa lama tinggal di negaranya tersebutlah, akhirnya Bob Sadino memutuskan untuk berwirausaha sendiri.
Sejarah Wirausaha
Dalam setiap kesuksesan yang diraih oleh seseorang pasti akan selalu ada kisah unik yang menyertainya. Begitupun dalam sejarah wirausaha Bob Sadino, saat itu usaha yang dilakukan pertama kali oleh dirinya adalah memanfaatkan satu mobil Mercedes milikinya yang masih tersisa. Mobil tersebut disewakan pada siapapun yang membutuhkannya, dan Bob Sadino sendirilah yang bertindak sebagai supirnya. Namun ditengah perjalanannya nasib malang dialami Bob Sadino dan mobilnya, hal ini dikarenakan dirinya kecelakaan, sehingga menyebabkan mobilnya rusak parah.
“Hati saya ikut hancur,” ujar Bob Sadino saat mengenang peristiwa kecelakaannya tersebut.
Usai peristiwa tersebut akhirnya Bob Sadino memutuskan untuk menjadi kuli bangunan, hal ini dikarenakan dirinya tak memiliki uang yang cukup untuk memperbaiki mobilnya. Padahal kala itu istrinya Soelami Soejoed sangat bisa membantu perekonomian keluarganya, pengalamannya sebagai sekretaris di luar negeri tentu akan sangat membantunya dalam menyelamatkan ekonomi keluarganya. Namun sebagai kepala keluarga dengan tegas menolak tawaran istrinya untuk membantu dirinya mencari nafkah.
“Sayalah kepala keluarga. Saya harus mencari nafkah.” Jelas Bob Sadino.
Pekerjaannya sebagai kuli bangunan yang hanya dibayar Rp.100 perharinya tentu sangat kurang dari kata cukup. Sehingga tak ayal Bob Sadino mengalami depresi yang sangat berat. Dirinya sering merasakan sulitnya hidup yang tanpa memiliki uang, sampai aktivitas merokoknyapun ia tinggalkan. Baginya beras saat itu merupakan salah satu barang yang sulit untuk dimiliki, sehingga agar bisa membelinya ia harus ekstra ngirit. Termasuk tidak lagi membeli rokok.
Namun meskipun perekonomiannya sangat memprihatinkan Bob Sadino tak mau menjadi manusia yang lemah, keprihatinan teman-temannya di Eropa dan juga soudara-soudaranya yang hidup berkecukupan tidak membuat Bob Sadino mau menerima berbagai bantuan yang ditawarkan mereka. Bagi dirinya keadaannya tersebut adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi dan ditaklukan, dan jika dirinya menyerah ia menganggap itu sebagai kegagalan.
“Mungkin waktu itu saya anggap tantangan. Ternyata ketika saya tidak punya uang dan saya punya keluarga, saya bisa merasakan kekuatan sebagai orang miskin. Itu tantangan, powerfull. Seperti magma yang sedang bergejolak di dalam gunung berapi,” Jelas Bob Sadino mengenang.
Kesulitan ekonomi keluarga Bob Sadino terus berlanjut, hingga akhirnya pada suatu hari seorang temannya Sri Mulyono Herlambang menyarankan Bob Sadino untuk memelihara dan berbisnis telur ayam negeri. Saran tersebut disambut baik oleh Bob Sadino, dirinya menjadi sangat tertarik untuk membuka usaha peternakan tersebut. Oleh karena itu temannyapun sangat mendukung dengan memberikan dia modal ayam.
Berbekal pemberian 50 ekor ayam negeri dari Sri Mulyono Herlambang tersebut, Bob Sadinopun mulai membuka usahanya. Meski saat itu yang mendominasi pasar Indonesia adalah telur ayam kampung, namun dengan fakta tersebut, Bob tidak putus asa, justru ia makin termotivasi untuk memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya kepada masyarakat Indonesia.
Bob Sadino menjual telur ayam negeri tersebut dengan system dor to dor. Belum populernya ayam negeri di Indonesia membuat Bob Sadino kesulitan dalam menjalankan usahanya, sehingga tak heran jika barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh orang-orang Indonesia yang pernah berkunjung ke luar negeri serta beberapa ekspatriat yang tinggal di daerah kemang.
Bukan hanya itu, Bob Sadino dan istripun sering mendapat hinaan dan cacian dari orang-orang terdekat mereka. Tapi semua itu tak menghambat langkah mereka, namun justru mereka jadikan motivasi agar usahanya bisa segera berkembang.
Kerja keras Bob Sadino dalam memperkenalkan produk usahanya pada masyarakat akhirnya membuahkan hasil, hal ini dibuktikan dengan semakin dikenalnya ayam negeri dan telurnya tersebut oleh masyarakat. Hal inilah yang membuat usaha Bob Sadino cepat berkembang sehingga bisa mengembangkan bisnis telurnya dengan menjual daging ayamnya juga.
Berbekal pengalamannya menjual telur dor to dor, membuat Bob Sadino dan istri memiliki cukup bekal untuk mengembangkan bisnisnya. Setidaknya mereka berdua semakin paham akan pelayanan konsumen dalam bisnis adalah hal yang paling penting. Sehingga tak ayal berbekal kesadarannys tersebut akhirnya bisa membangun suoermarket yang kemudian diberinya nama Kem Chicks.
“Kalau saja saya terima bantuan kakak-kakak saya waktu itu, mungkin saya tidak bisa bicara seperti ini kepada Anda. Mungkin saja Kem Chicks tidak akan pernah ada,” ungkap Bob Sadino.
Selain dapat memperkenalkan telur ayam negeri pada masyarakat Indonesia, Bob Sadino juga adalah orang pertama yang menggunakan perladangan sayur dengan system hidroponik di negeri tercinta ini.
Bob Sadinopun menanam kebun-kebun sayur tersebut untuk dijual kepada masyarakat yang berada di sekitar tempat tinggalnya. Demi bisa menjadi pemasok yang besar, Bob Sadinopun bekerja sama dengan para petani yang ada di daerah-daerah. Sehingga akhirnya usaha holtikuranya tersebutpun berkembang pesat sampai Bob Sadino kemudian mendirikan Kem Food dimana fokus usahanya ini adalah menjual aneka daging dan sayuran yang masih segar.
Pada tahun 1985 setidaknya rata-rata perusahaan Bob Sadino mampu menjual 40 -50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan sayuran segar 100 ton perbulannya. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa tentunya, terlebih usahanya tersebut benar-benar dirintisnya dari nol.
Prinsip Bob Sadino Sangat Mendukung Diriya dalam Meraih Kesuksesan
Banyak sekali berbagai prinsip Bob Sadino yang sangat bertentangan dengan prisnip kebanyakan orang, namun berbekal prinsip tersebutlah akhirnya dia meraih kesuksesan. Berikut beberapa prinsip Bob Sadino yang bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam berbisnis.
Prinsip Bisnis Bob Sadino Adalah Mengalir Saja
Dalam sebuah wawancara Bob Sadino mengatakan bahwa bisnisnya selama ini dijalani tanpa tujuan yang pasti. Menurutnya tujuan hanya akan membuat seseorang tertuju pada satu titik yaitu tujuan tersebut. Sehingga dia tidak akan berusaha mendpatkan hasil melebihi titik tersebut, padahal potensi semua orang sangat mungkin untuk melewati titik yang ditentukannya. Oleh karena itu Bob Sadino menganggap tujuan atau target dianggapnya sebagai belenggu yang membuat langkahnya meraih berbagai hal yang melebihi tujuan yang sudah ditetapkannya tersebut.
Oleh karena itu tak heran jika selama ini Bob Sadin menjalani bisnisnya sesuai keadaan pasar. Tanpa sibuk memikirkan rencana, namun dirinya langsung action. Ia selalu mengambil peluang paling menguntungkan yang terlihat di depan matanya.
Jika Ingin Berhasil dalam Bisnis Harus Mencari Merugian dan Kegagalan
Sebagian orang terutama yang menggeluti kuliah jurusan ekonomi bisnis pasti banyak yang bertentangan dengan prinsip Bob Sadino yang ini. Hampir dipastikan rata-rata dari kita justru sangat berusaha maksimal untuk tidak mengenal kata gagal dalam bisnisnya. Menurut Bob Sadino dalam usaha itu pasti ada kerugian dan kegagalan. Sementara yang dicari kebanyakan orang dalam memulai usaha adalah keuntungan dan keberhasilan tanpa mau merasakan gagal. Padahal jika ingin berhasil justru kita harus mencari kegagalan sebanyak-banyaknya. Sebab kesuksesan itu hanyalah sebuah titik di puncak gunung kegagalan.
Segera Lakukan Usaha Jangan Terlalu Sibuk Menghitung Untung Rugi
Menurut Bob Sadino kebanyakan orang pintar,lulusan sarjana, yang akhirnya tidak jadi membuka sebuah usaha dikarenakan terlalu banyaknya perhitungan. Oleh karena itu dirinya sangat menghindari kukungan prediksi yang akhirnya hanya akan membuatnya tidak segera bertindak menjalani apa yang diinginkannya. Bagi dirinya usaha itu adalah melakukan apa yang harus dilakukan dengan secepat-cepatnya, sesuai yang ia bisa dengan segala sumber daya yang ada padanya. Dan kelemahan kebanyakan orang adalah terletak pada terlalu banyak berpikirnya ia dalam membuat rencana, yang menyebabkan mereka tidak secepatnya melangkah. Padahal yang terpenting dalam bisnis itu adalah aksinya bukan rencana-rencanaya.
Jadi diri Sendiri, Jangan Meniru Siapapun Sesukses Apapun Ia
Bob Sadino sangat menjunjung tinggi jati dirinya dari sebelum sukses hingga setelahnya sekalipun. Meski sudah memiliki banyak harta benda kehidupan dirinya tak berubah. Dirinya tak terpengaruh orang kaya lain yang mempermak habis penampilan dan segala hal yang terlihat mata umum.
“Saya tidak pernah mau membagikan kunci sukses saya. Karena sekali lagi, semua itu ya mengalir saja. Lagipula kalau orang meniru saya, apa bedanya mereka dengan mesin fotokopi? Hina sekali jadi fotokopinya Bob Sadino. Kalau ada orang yang bertanya pada saya, saya bilang, “Ya jalankan saja. Alami saja pengalaman yang Anda alami.” jelas Bob Sadino dalam suatu kesempatan.
Selalu Tampil Sederhana dan Tak Pernah Merasa Lebih dari Orang Lain
Bob Sadino adalah salah satu pengusaha sukses Indonesia yang menjunjung kesederhanaan. Selain dengan pakaian dan penampilannya yang selalu sederhana hal tersebut juga dapat kita lihat dari rumahnya yang hanya memanfaatkan bekas kebunnya yang tidak terpakai.
Bahkan ia lebih senang menyebut dirinya sebagai pengangguran dari pada sebagai seorang pengusaha.
“Saya hanya penganggur. Tapi saya bisa ekspor ribuan ton ke Jepang. Saya punya kemchick sebagai supermarket, kemfood untuk daging olah dan saya punya 1.600 orang yang bekerja di perusahaan saya. Mau ngapain lagi saya? Jadi saya nganggur.” ungkapnya.
Bob Sadino Telah Meninggal Namun Inspirasi dan Motivasinya Akan Selalu Hidup
Pada hari Senin, 19 Januari 2015 lalu Indonesia telah kehilangan salah satu pengusaha besarnya, hal ini dikarenakan pada hari tersebut Bob Sadino telah di panggil kembali ke rahmat Allah SWT. Kepergiannya selain menimbulkan rasa kehilangan dan kesedihan, lebih dari itu dirinya telah meninggalkan banyak motivasi dan inspirasi untuk kita semua.
Sejarahnya telah mengajarkan banyak hal pada kita, dimulai dari besarnya tanggung jawab kepala keluarga, rasa optimis, pantang menyerah, kekuatan usaha, bahkan tentang berbagai hal yang kita bisa jadikan rujukan dalam menjalani hidup.
Kepergiannya telah membuat banyak orang bersedih, namu penulis yakin Bob Sadino bahagia diatas rasa kehilangan kita semua, dia puas dengan apa yang telah dilakukannya. Dia bahagia karena telah banyak berbuat untuk kemaslahatan umat. Dimulai dari banyaknya manusia yang terbantu karena mendapatkan pekerjaan darinya, lebih dari itu lebih banyak orang lagi yang semakin termotivasi dan terinspirasi karena dirinya.
Semoga engkau bahagia di alam sana om Bob. Terimakasih telah banyak menginspirasi kami. We allways love you . . .
Post a Comment for "Hanya Lulusan SMA : Bob Sadino Memiliki Banyak Perusahaan dan Karyawan"