Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Syi'ir yang Dibaca Rasulullah SAW Menurut Kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah


Syi'ir yang dibaca Rasulullah saw. merupakan informasi penting, dengan hal ini maka kita bisa tahu dasar dari hukum syi'ir itu sendiri. Seperti kita tahu, banyak ulama terdahulu hingga kini yang juga menggunakan syi'ir untuk media dakwahnya. Lantas bagaimanakah syi'ir pada zaman Nabi ?

Pada postingan kali ini, kita akan membahas syi'ir yang dibaca Rasulullah saw. Pembahasan ini telah dijelaskan dalam kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah. Adapun pembahasan lengkap mengenai bab ini adalah sebagai berikut:

Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari 'Aisyah, r a dikemukakan:


Aisyah r. a. ditanya, “Apakah Rasulullah saw. pernah membaca syi 'ir?"
Ia menjawab, “Beliau pernah membaca syi ’ir Ibnu Rawahah r. a. dan juga pernah membaca syi’ ir yang berbunyi:
Berita-berita akan datang kepadamu
Dibawa oleh orang yang tak kau beri bekal.”

Diriwayatkan oleh 'Ali bin Hujr dari Syarik dari al-Miqdam bin Syuraih dari bapaknya yang bersumber dari 'Aisyah r.a..

Keterangan :
Permulaan baitnya berbunyi:
Hari demi hari akan menyingkap kejelasan bagimu
walau kau sebelumnya tidak tahu.”

Abu Hurairah r.a. mengkhabarkan:
Rasulullah saw. bersabda, “Syi‘ir yang terbaik (paling benar) yang pernah dibacakan seorang penyair adalah syi‘ir Labid (bin Abu Rabi‘ah al-Amiri), yang berbunyi:
“Ingat, segala sesuatu selain Allah pasti binasa.”
Dan hampir saja Umayyah bin Abu Shalt menjadi Muslim (karena syi‘ir-syi‘irnya).

Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar dari 'Abdurrahman bin Mahdi dari Sufyan ats-Tsauri dari ‘Abdul Malik bin 'Umair dari Abu Salamah yang bersumber dari Abu Hurairah r.a..

Keterangan :

  • Di masa jahiliah, Labid adalah seorang yang mulia, demikian pula setelah masuk Islam. Ia merupakan penyair Arab yang terkenal saat itu. Namun setelah turun ayat-ayat al-Quran, ia berhenti membuat syi‘ir dan ia hanya mencukupkan dengan al-Quran saja. Ia wafat pada tahun 41 H. pada usia 140 tahun.
  • Perihal 'Umayyah bin Abu Shalt, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Syi‘irnya beriman, namun hatinya tetap kafir.”

Jundub bin Sufyan al-Bajali r.a. mengkhabarkan:


Jari jemari Rasulullah saw. tertimpa batu dan berdarah, maka beliau pun bersabda (bersyi‘ir): “Engkau hanyalah jari jemari ... kau berdarah
Dan kau mengalaminya di jalan Allah."

Diriwayatkan oleh Muhammad bin al-Matsani dari Muhammad bin Ja'far dari Syu'bah dari al-Aswad bin Qais yang bersumber dari Jundub bin Sufyan al-Bajali r.a.

Keterangan : 

  • Jundub bin Sufyan al-Bajali r.a. adalah shahabat Rasulullah saw. sedangkan al-Bajali adalah nama kabilahnya. Periwayatannya dikeluarkan oleh jamaah.

Al-Barra bin 'Azib bercerita:

Seorang laki-laki bertanya kepadanya, “Apakah kalian lari meninggalkan Rasulullah saw. wahai Abu Umarah?”
Ia menjawab, “Tidak, demi Allah, Rasulullah saw. tidak pernah berpaling mundur. Tetapi pasukan yang berada di front depan berlarian kocar-kacir, dihadang oleh suku Hawazin dengan hajaran anak panah.
Saat itu Rasulullah saw. tetap di atas bighalnya, sedang Abu Sufyan bin al-Harits bin 'Abdul Mutthalib memegang tali kendalinya. Waktu itu Rasulullah saw. bersyi‘ir:
Akulah Nabi, bukan pendusta.
Akulah anak Abdul Mutthalib (perkasa).

Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar dari Yahya bin Sa'id dari Sufyan ats-Tsauri dari Abu Ishaq yang bersumber dari al-Barra bin 'Azib.

Keterangan :

  • Abu Umarah adalah panggilan dari al-Barra bin ‘Azib.
  • Peristiwa ini terjadi pada perang Hunain yang amat berbahaya itu.
  • Peristiwa hajaran panah adalah: ketika kaum Muslimin mulai bergerak tiba-tiba dari selat Hunain arah Wadi Tihamah, dengan tiba-tiba datang serangan dahsyat dari suku Hawazin, di bawah komando Malk bin 'Auf. Ketika itu, keadaan masih remang-remang subuh kaum Muslimin kacau-balau berlarian meninggalkan Wadi Tihamah Pasukan front depan lari melewati Nabi saw. Untuk selanjutnya cerita perang Hunain ini silakan baca dalam Shahih Bukhari pada kitab “Maghazi”, dan dalam Shahih Muslim pada kitab “Jihad” bab “Hunain”. Riwayat Muslim lebih lengkap ceritanya.
  • Bighal adalah peranakan kuda dan keledai. Bighal putih yang digunakan Nabi saw. dalam peperangan ini adalah hadiah dari Farwah bin Nufatsah al-Hizami.
  • Dalam situasi kacau balau di awal perang Hunain, Rasulullah saw. dengan bighal putihnya ingin menerjang sendiri ke tengah-tengah musuh yang sedang membanjir itu. Tapi Abu Sufyan segera memegang tali kendali bighal Rasulullah saw. dan memintanya agar tidak maju dulu.

Anas (bin Malik) r.a. bercerita:


Nabi saw. memasuki kota Mekah pada waktu melaksanakan Umrah Qadla dan Ibnu Rawahah berjalan di depan beliau sambil membaca sya‘ir:
Biarkan kaum kafir menempuh jalannya
Hari ini kami binasakan kalian, sesuai dengan Al-Qur’an Kebinasaan yang memisahkan kepala dari tempatnya
Dan melupakan orang kepada kekasihnya.

Mendengar syi‘ir itu ‘Umar r.a. berkata kepadanya, “Wahai Ibnu Rawahah, kau baca syi‘ir (macam begitu) di hadapan Rasulullah saw. dan di tanah haram Allah?”

Rasulullah saw. bersabda (menengahi), “Biarkan ia wahai ‘Umar! Kalimat-kalimatnya lebih cepat membekas di hati mereka daripada larinya anak panah.”

Diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur dari 'Abdurrazzaq dari Ja'far bin Sulaiman dari Tsabit yang bersumber dari Anas r.a..

Jabir bin Samurah r.a. bercerita:

Aku menghadiri majlis Nabi saw. lebih dari seratus kali di sana para shahabatnya saling mengumandangkan syi‘ir dan saling membicarakan segala sesuatu tentang masa jahiliah. Sedangkan Nabi saw. berdiam diri saja dan kadang-kadang tersenyum bersama mereka.“

Diriwayatkan oleh 'Ali bin Hujr dari Syarik dari Simak bin Harb yang bersumber dari Jabir bin Samursh r.a..

Dalam sebuah riwayat, Abu Hurairah r.a. mengemukakan:

Nabi saw. bersabda, “Seindah-indah syi‘ir yang pernah diucapkan orang Arab, ialah kalimat (syi‘ir) Labid, yang isinya:
Ingat, tiap-tiap sesuatu selain Allah pasti binasa."

Diriwayatkan oleh 'Ali bin Hujr dari Syarik dari 'Abdul Malik bin 'Umair dari Abu Salamah yang bersumber dari Abu Hurairah r.a..

As-Syarid r.a. bercerita :
Aku pernah berada di belakang Nabi saw. (dibonceng), kepadm nya kubacakan seratus qafiah (sajak) syi‘ir gubahan Umaymah bin Abu Shalt ats-Tsaqafi. Manakala kubacakan kepadanya sebait syi‘ir, Nabi saw. bersabda, “Tambahkan lagi.”
Sehingga kepadanya kubacakan seratus bait sya‘ir, kemudian Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya Umayyah itu hampir saja menjadi Muslim.

Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani dari Maryam bin Muawiyah dari 'Abdullah bin "Abdurrahman at-Thaifi dari 'Amr bin Syarid yang bersumber dari ayahnya.

Keterangan :
Maryam bin Muawiyah bin Harits al-Kufi, ia dinyatakan tsiqat oleh jamaah. Ia wafat tahun 193 H.

'Aisyah r.a. menceritakan:


Rasulullah saw. meletakkan mimbar untuk Hasan bin Tsabit di dalam masjid agar ia bersya‘ir yang membesarkan hati Rasulullah saw. atau (perawi ragu) agar ia mempertahankan Rasulullah saw.
Rasulullah saw. bersabda, ”Sesungguhnya Allah swt. menolong  Hasan lewat Jibril tatkala ia mempertahankan (atau membesarkan hati) Rasulullah saw. (dengan syi‘irnya).

Diriwayatkan oleh Isma'il bin Musa al-Fazari dan diriwayatkan pula oleh 'Ali bin Hujr (semakna), keduanya menerima dari 'Abdurrahman bin Abu Zinad dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya ( Urwah) yang bersumber dari “Aisyah r.a..

Demikian pembahasan mengenai Syi'ir yang dibaca Rasulullah saw. Bagi Anda yang ingin membaca semua isi kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah yang membahas lengkap, Pribadi dan Budi Pekerti Rasulullah SAW, silahkan bisa klik di sini.

Post a Comment for "Syi'ir yang Dibaca Rasulullah SAW Menurut Kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah"