Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sarung Rasulullah SAW Menurut Kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah


Sarung Rasulullah SAW adalah sebuah pembahasan menarik, sehingga kita bisa mengetahui adab Nabi dalam mengenakan sarung. Selama ini, tidak sedikit umat muslim yang memakai sarung tidak sesuai yang dianjurkan beliau, terutama bagi yang belum mengetahuinya.

Atas dasar itulah, kita perlu mengetahui bagaimana sarung Rasulullah saw. sehingga dengannya, semoga kita bisa senantiasa mengikuti setiap sunahnya, supaya apa yang kita lakukan bisa selalu bernilai ibadah. Berikut penjelasan terkait sarung nabi Muhammad saw. berdasarkan kitab kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah.

Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari ayah Abu Burdah r.a dikemukakan:


'Aisyah r a memperlihatkan kepada kami pakaian yang telah kumal serta sarung yang kasar, seraya berkata, “Rasulullah saw. dicabut ruhnya sewaktu memakai kedua pakaian ini.

Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani' dari Isma'il bin Ibrahim dari Ayub dari Humaid bin Hilal dari Abu Burdah yang bersumber dari bapaknya.

Keterangan :
Burdah r.a. adalah Musa al-Asy'ari r.a. sahabat yang masyhur.

Asy‘ats bin Sulaim r.a. berkata: Aku. mendengar bibiku (Ruhm) menceritakan tentang pamannya (‘Ubaid bin Khalid al-Muharibi r.a.) yang bercerita:


Tatkala aku berjalan di Madinah, tiba-tiba ada orang di belakangku menegur, “Tinggikan sarungmu agar lebih terpelihara dan kuat bertahan.” Ternyata orang tersebut adalah Rasulullah saw. Aku pun bertanya, “Wahai Rasulullah, ini hanyalah selimut yang bercorak loreng!” Rasulullah saw. bersabda, “Apakah tidak ada yang harus kau teladani?” Lalu aku memandangnya, ternyata sarungnya sampai setengah betis.

Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan dari Abu Daud dari Syu‘bah yang bersumber dari Asy‘ats bin Sulaim r.a..

Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari ayah Ayas bin Salamah bin al-Akwa r.a. dikemukakan:


'Utsman bin Affan r.a. memakai sarung yang tingginya mencapai setengah kedua betisnya. ‘Utsman berkata, “Demikianlah cara bersarung sahabatku (yakni Nabi saw.).”

Diriwayatkan oleh Suwaid bin Nashr dari 'Abdullah bin al-Mubarak dari Musa bin ‘Ubaidah dari Ayas bin Salamah bin al-Akwa yang bersumber dari bapaknya.

Keterangan :
Musa bin ‘Ubaidah, menurut Imam Ahmad, periwayatannya tidak sah.

Hudzaifah bin Yaman r.a. berkata :

Rasulullah saw. memegang otot betis kakiku dan betis kakinya lalu bersabda,
"lnilah tempat batas sarung. Jika kau tidak suku di sini. maka boleh diturunkan lagi. Jika kau tidak suka juga, maka tidak ada hak lagi bagi sarung menutup kedua mata kaki.“

Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa‘id, dari Abul Ahwash dari Abu Ishaq dari Muslim bin Nadzir yang  bersumber dari Hudzaifah bin Yaman r.a..

Keterangan : Hudzaifah bin Yaman r.a. adalah sahabat Rasulullah saw. Ia masuk Islam sebelum ghazwah Badar. Ia wafat tahun 36 H.

Demikian pembahasan mengenai sarung Rasulullah saw. Bagi Anda yang ingin membaca semua isi kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah yang membahas lengkap, Pribadi dan Budi Pekerti Rasulullah SAW, silahkan bisa klik di sini.


Post a Comment for "Sarung Rasulullah SAW Menurut Kitab Asy-Syama-ilul Muhammadiyyah"