Viral, Tulisan Netizen "Jangan Biarkan Jokowi Berjalan Sendiri" Endingnya Bikin Nangis...
Beritaterheboh.com - SIAPA pun Anda yang membaca tulisan ini, harapannya kita mempunyai satu kesamaan, yaitu kita CINTA Indonesia. Kita semua ingin Indonesia menjadi negara yang maju, makmur, dan unggul dalam berbagai bidang.
. .Ketika awal Jokowi berkuasa, teman saya mengatakan bahwa yg paling berbahaya secara politik adalah sikap Jokowi yg ingin memaksa Freeport mengakhiri Kontrak Kerja dan patuh kepada UU Minerba. Karena ini menyangkut kepentingan AS yg Lima Presiden sebelumnya tidak mampu menghadapi.— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
Apalagi Jokowi bukan presiden yang pemimpin Partai, yang tentu tidak punya kekuatan terorganisir di akar rumput menahan gejolak serangan politik dalam negeri.
Benarlah. Tahun 2015 suhu politik memanas dengan munculnya skandal “ Papa minta saham” yang berkaitan dengan Dirut PT. Freeport Indonesia dan Setya Novanto bersama Murez.
Isi rekaman itu menyeret nama nama mantan presiden sebelumnya yang terlibat dalam konspirasi tingkat tinggi. Setya Novanto lolos dari kasus ini karena dia tidak mau bersaksi atas isi rekaman itu. Secara tidak langsung Novanto menyelamatkan muka para presiden sebelumnya.
mentions Tanpa operasi intelligent Asing tidak mungkin rekaman yang sudah setahun lebih muncul lagi kepublik dan membuat gemetar elite politik. Ini seakan sinyal kepada Jokowi bahwa jangan main main dengan Freeport. Apakah itu cukup? Belum.
Tanpa operasi intelligent Asing tidak mungkin rekaman yang sudah setahun lebih muncul lagi kepublik dan membuat gemetar elite politik. Ini seakan sinyal kepada Jokowi bahwa jangan main main dengan Freeport. Apakah itu cukup? Belum.
Pada bulan Februari 2016, Kapal selam AS berkekuatan nuklir mendekati perairan Indonesia. Ini provokasi yang berbahaya. Jokowi telah memerintahkan TNI AL harus tanpa ragu menjaga teritori Indonesia. @TjahjantoHadi pic.twitter.com/O1RZGtynun— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
Makanya Tim reaksi cepat Western Fleet Quick Response (WFQR) TNI AL dipiloti Kapten Laut (P) S Hayat dan Lettu Laut (P) Asgar Serli bergerak cepat menuju wilayah perairan Nongsa, Batam. @Dr_Moeldoko
Pusat Penerbangan TNI AL yang bermarkas di Tanjungpinang harus melaksanakan prosedur tetap dalam Standar operasi tempur untuk menjaga teritory Indonesia.
Berita ini tidak begitu di perhatikan oleh Publik. Padahal saat itu prajurit TNI berhadapan dengan Angkatan laut AS yang menggunakan Kapal selam modern untuk mendekati perairan Indonesia. @Takviri @habibthink @TheArieAir
Saya yakin apalah arti kekuatan Helikopter Helikopter BO 105 nomor lambung NV-408, di bandingkan dengan kekuatan angkatan laut AS.
Tapi prajurit TNI tanpa sedikitpun ragu terus me shadow kapal selam itu untuk segera menjauh dari perairan Indonesia. Selesai? belum. Masih ada lagi…
Di penghujung tahun 2016 atau bulan november terjadi aksi massa umat islam yang dikenal dengan gerakan GNMF MUI untuk memenjarakan Ahok yang dituduh menistakan agama. @FerryMaitimu @ernestprakasa @Arie_Kriting
Namun sebetulnya diarahkan utk menjatuhkan Jokowi. Terbukti dalam aksi 411 ratusan ribu orang berdemontrasi mengepung istana negara. Aparat dengan kesetian tinggi kepada Presiden berhasil menjaga ketertiban demo tersebut walau sempat terjadi gesekan dengan aparat. Selesai? belum!
Sebulan kemudian diadakan lagi aksi 212, tujuan tetap sama memenjarakan Ahok dengan target Istana negara. Kali ini Jokowi datangi peserta demo dengan percaya diri, dan memastikan dia tidak takut dan dia bukan musuh umat islam. Apakah itu cukup? Belum!! pic.twitter.com/fwFKBsg26x— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
Pada saat hari Pilkada DKI, Kapal induk bertenaga nuklir milik Amerika Serikat (AS) USS Carl Vinson memasuki wilayah Indonesia dengan alasan mengawal kunjungan Wakil Presiden AS Mike Pence ke Indonesia.
Kunjungan dengan kawalan berkekuatan besar ini secara tidak langsung AS menerapkan smart power terhadap Indonesia. “ Kamu jangan coba coba melawan saya “.
.Pada bulan itu memang sedang dilakukan perundingan dengan Freeport. Jokowi menghadapi tekanan itu dengan tenang. Dalam pertemuan dengan Jokowi, Mike tidak menyinggung soal Freeport. pic.twitter.com/1QDETPpUQ4— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
. .Teman saya mengatakan, Mike terkesan bahwa Jokowi bukan musuh. “Dia pria yg baik yg tau mencintai negerinya. Dia sangat mencintai negerinya. Tidak sama dengan presiden sebelumnya. Tidak ada kekuatan yg bisa menjatuhkan Jokowi. Dia terlalu kuat. "Semua untuk negeri yg dia cintai”. pic.twitter.com/J6yVAHylyv— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
Provokasi AS di perairan Indonesia dan adanya pressure group sebagai proxy AS yang membuat stabilitas politik dalam negeri terganggu, menguatkan argumen para elite politik dan Jenderal bahwa berhadapan dengan kepentingan AS di Indonesia sangat berbahaya.— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
Tahun 2017 Prabowo mengatakan bahwa Indonesia harus menghormati kepentingan AS. Bahkan Prabowo sampai mengingatkan pemerintah Jokowi bhwa Amerika Serikat pernah membantu bangsa Indonesia pada beberapa hal. Tentu ini berkaitan dengan kekisruhan perundingan dengan Freeport. πππ
Sikap Jokowi sudah jelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
Pemegang KK harus beralih operasi menjadi perusahaan IUP (Izin Usaha Pertambangan) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Kewajiban divestasi hingga 51 persen. Sikap ini dipegang dengan konsisten.
Teman saya bilang bahwa bukan hanya AS yang dibuat Jokowi tidak berdaya. China juga merasakan sikap keras Jokowi. Dalam pertemuan APEC di Beijing, Jokowi dengan tegas akan memberikan ruang ALKI kepada AS. Dengan demikian tidak berdesakan dengan China di Malaka.
.
. .Bahkan Jokowi menolak dgn keras klaim Cina atas laut Cina Selatan & menggantinya dgn Natuna Utara!!! Yg membuat pemerintah Cina geram, tapi apa daya" yg dihadapi manusia keras kepala yg sangat mencintai negerinya. Dan kalian masih bilang Jokowi antek Cina??? Huahahahahahahaaaaa.. pic.twitter.com/WuP7mDq9FH— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
Kalian mau tau muka antek Cina dan penjilat pantat cina? Nih.....!! pic.twitter.com/16zXb7w14b— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
Setelah pertemuan APEC di Beijing Jokowi akan membangun pelabuhan check point di Nusa Tenggara Barat (NTB) & Sulawesi. Waktu itu baik China & AS setuju utk mengakhiri konflik laut cina selatan. Atas kesepakatan itu China merasa aman dgn program OBOR utk menghubungkan China ASEAN.
Pembangunan kereta logistik digelar dari Guangxie melalui Vietnam, Thailand, Malaysia Singapore dan rencana dengan jembatan laut Malaka akan terhubung dengan Indonesia ( Dumai ). Saat sekarang jalur kereta sudah sampai di Malaysia. Dan sedang membangun tunel ke Singapore.
Sementara AS sedang memperkuat investasi explorasi gas di blok santa fee dan marsela ( laut Arafuru- Maluku ) dan Mahakam, kalimantan timur. Tetapi dalam perjalanannya Jokowi tidak pernah komit dengan kesepakatan APEC itu.
Jokowi tidak menanggapi proposal jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Dumai dengan Malaka. Padahal proyek itu sudah dapat izin prinsip dari pemerintah SBY. Program Toll laut Jokowi bukannya mendukung OBOR malah bersaing dengan OBOR. China pusing. Bagaimana dengan AS?
Blok Mahakam di take over oleh Pertamina awal tahun ini dan Blok marsela di bangun di darat dan sekarang justru Jokowi akan membangun pangkalan militer di Kepulauan Arafuru.
mentions AS tambah pusing. “ Bagaimana mau kerjasama kalau tidak ada yang komit. Jokowi seenaknya mengabaikan komitment yang dibuatnya.” Kata teman konsultan Geostrategis kepada saya. Saya hanya tersenyum.
Saya katakan kepada teman bahwa OBOR ( One Belt One Road ) tidak akan dapat peluang menyentuh Malaka sebelum Sumatera terkoneksi dengan toll laut maupun toll darat. Jokowi tidak mau mengorbankan Geostrategisnya untuk kepentingan asing.
Janji China akan menggelontorkan dana USD 30 miliar utk jalan toll Sumatera & toll laut, nyatanya hanya 10% saja cair. Mau komit gimana? Amerika juga sama, engga ada niat baik menyelesaikan masalah Freeport dengan mulus. Mau komit gimana ? Saya rasa ini hanya pertimbangan fairly.
Kalau mau bersinergi , China dan AS harus tunjukkan itikad baik. "Sekarang Indonesia, ada atau tidak ada china atau AS pembangunan jalan terus sesuai agenda. Agenda Jokowi untuk Indonesia", Kata saya
“ jadi apa usul kamu ?" Kata teman sambil mengerutkan kening.
"Menurut saya, china selesaikan aja komitment membiayai jalan toll Sumatera dan toll laut, dlm koridor B2B. Kemudian AS gunakan Jepang & Eropa bangun koneksitas Kalimatan & Sulawesi. Dukung penyelesaian masalah freeport. Nah kalau itu smua udh selesai, Jokowi akan komit. Mengapa?
Karena kalau infrastruktur terbangun, Indonesia juga siap bersaing atas program OBOR nya China dan Grand Pacific nya Amerika. Kan engga mungkin Indonesia hanya jadi penonton.”
“ Wah saya yakin Jokowi akan gagal Pilpres 2019. Terlalu banyak musuh. Apalagi proxy China dan AS ada disemua Partai. “ kata teman. Saya hanya tersenyum. Memang perjuangan mempertahankan NKRI itu tidak mudah. Mengapa ?
. .Musuhnya bukan saja orang asing tetapi juga dari dalam negeri yg berkedok pengamat, tokoh agama, politisi & mereka tanpa rasa malu secara vulgar menunjukan keberpihakannya terhadap asing. Tdk ada mereka berdemo memberikan dukungan kepada Presiden dlm upaya nasionalisasi SDA kita. pic.twitter.com/pPoYvs6vAr— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
. .Bagi mereka bagaimana caranya agar agenda asing terkabulkan dan Jokowi jatuh, entah bagaimana caranya. Yang penting mereka dapat uang dan kekuasaan. π pic.twitter.com/hGwFui4wmU— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
“ Negeri kami merdeka berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Engga ada yang kami takuti dengan asing apalagi proxy kambing, proxy sapi, proxy kampret. Karena yang menjaga kami adalah Tuhan. Apakah ada yang lebih hebat dari Tuhan? “ kata saya. Engga percaya?— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
Nah! terbukti kini di penghujung tahun kekuasaan Jokowi, Blok Mahakam, Blok Rokan dan divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia selesai dan Jokowi masih bisa tersenyum tanpa beban menyapa rakyat dengan gaya jenakanya.
Belakangan AS dan China harus bermanis muka kepada Jokowi agar Indonesia berperan dalam proposal Indopacific dan tetap saja Jokowi menentukan arah proposal itu sesuai dengan kepentingan Indonesia.
. .
. .Sementara gerakan pressure group semakin kehilangan ide dan pijakan politik. Beberapa diantara mereka kini tersangkut kasus pidana dan mungkin ada yang hampir gila karena ngoceh salah terus. pic.twitter.com/FVwEF7cRGz— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
. .Pemilu 2019 adalah panggung Jokowi, untuk periode kedua dengan dukungan penuh dari koalisi partai yang akan menguasai kursi minimal 70% di DPR.— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
Jangan biarkan Jokowi berjalan sendiri pic.twitter.com/015FmVoS10— Pakar Logika (@PakarLogika) December 12, 2018
. .Adu jadi pengen nangis :(— Dorayaki (@isntevil) December 13, 2018
. .Kok saya bacanya merinding dan terharu ye.— M (@MOENKU) December 13, 2018
. .Ko sedih ya, terharu banget setelah baca ini. Makin bangga he— futri (@FutriWinaldha) December 13, 2018
. .berarti selama ini saya termasuk org yang salah paham ya dengan beliau :(— yoss (@yossinuraini) December 13, 2018
. .Ko sedih ya, terharu banget setelah baca ini. Makin bangga he— futri (@FutriWinaldha) December 13, 2018
. .Bapakk!!ππππ— Khairiya Marine NM (@khymn_) December 13, 2018
Beritaterheboh.comendingnya bikin nangisπ— makLambeTurah (@makLambeTurah) December 13, 2018
Post a Comment for "Viral, Tulisan Netizen "Jangan Biarkan Jokowi Berjalan Sendiri" Endingnya Bikin Nangis..."