Noktah di Tepian Sorban Putih
Disebuah wilayah terpajang pamflet kepolosan
di situ cengkerik bebas bertasbih
menyuarakan keengganan gendang
deret leksara tetap pada tuntutan
atas pemutihan perilaku para penegak sabu
pada prahara-prahara kemanusiaan
pada jentera pembawa sengsara
pada desah air restan revolusi
pada bokor yang penuh reramuan kesumat
gunung luntur leloncatan
panorama struktur menampilkan
gelagat adigang adigung adiguna
deep purple, black sabbath, rolling stones dan reyog
berjingkrak sungsang mabuk kepayang
atid pun diperkosa dalam dosa berkelanjutan
di forsir sebagai juru tulis beken
di paketkan mambang dari kejauhan yang sana
untuk menyeka padang gersang
mengeliminir batil batal
kelirpun terpagut tersetubuhi senja
guru wilangan beraura mesra
menyepak belantara maksiat madat
antara jidat dan kepompong tua
antara piagam dan keruyuk punuk sapi
antara keengganan dan tuntutan sorban
mengharuskan diri musti
beranjak dari penebangan
sesegera mungkin
gema disertai memayu hayuning bawono yang begitu bening
mohon jangan lagi gagap, di kondorkan segala
karna sabdo pandito ratu menerjang panjang
tidak perlu pakewuh, tidak perlu rikuh
menata ranting noktah, ditepian sorban putih
Brebes, Sabtu 5 Maret 2016
Post a Comment for "Noktah di Tepian Sorban Putih"