Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manusia Ada Untuk Ibadah Bukan Untuk Mengatur Tuhan




Ketika hujan datang ia engkau keluhkan
Mendung berubah menjadi terang hujanpun dirindukan
Dalam keramian engkau mengeluh kebisingan
Dalam kesendirian engkau merasa kesunyian

Ketika banyaknya rizki diberikan
Engkau tetap merasa kekurangan
Dalam limpahan nikmat kita lupa makna berbagi kebahagiaan
Dalam setiap ujian kita lupa makna kelulusan

Duhai diri yang selalu mencoba mengatur takdir Tuhan
Sudah seberapa besarkah pengabdianmu kepada-Nya
Sholat lima waktu yang kita kerjakan
Benarkah sudah bisa diterima oleh-Nya
Menguasai hatipun kita tak mampu
Belajar  fokus kepada-Nya pun selalu terganggu

Raga sujud hati tak setuju
Karena nafsu masih terus menggurui
Hingga kau lalai akan makna bacaan
Bahkan lupa kalau sedang berada dihadapan Tuhan

Duhai diri yang fana…
Sampai kapan engkau terus tak ridho akan segala keputusan-Nya
Sungguh banyak sudah yang sudah membuktikan
Terus larut dalam keinginan tak bertepi
Hingga lupa bersyukur akan yang telah dimiliki
Terus berangan mengumpulkan harta warisan
Sampai lupa hingga mati menghamipri

Untuk apa engkau terus bermuram durja?
Hanya karena harta yang tak diamanatkan-Nya
Sampai kapan engkau mengeluh dan terus mengeluh?
Membandingkan kekurangan diri dengan kesempurnaan orang lain
Apa yang sebenarnya kau cari dan kejar?
Adakah yang bisa menandingi ridho dan kecintaan-Nya?
Adakah yang bisa menandingi kebahagiaan dekat dengan-Nya?
Jika hanya karena harta kau sampai mengatur keputusan Tuhan
Seberapa yakinkah ia akan berguna untukmu?
Bahkan betapa banyak orang yang masuk neraka karenanya.
Hanya keridhoan yang akan membawamu pada kebahagiaan
Karena ridhomu akan mengantarkan pada keridoan Tuhan masuk ke Jannah-Nya…


Kamal, 5 Juni 2017 ( malam ke 11 Ramadhan)




Post a Comment for "Manusia Ada Untuk Ibadah Bukan Untuk Mengatur Tuhan"