Pilosofi Bawang
Assalamualaikum sahabat soudaraku Fillah , bagaimana bawangnya sudah panen atau belum?
Hasilnya memuaskan atau tidak ?
Berbicara soal bawang , di Desa kita bahkan di Kabupaten kita merupakan suatu produk utama dari pertanian yang kita miliki.
Segala hal tentang bawang tersebut sudah mendarah daging di benak dan pikiran kita, baik yang telah mengalami menanam sendiri ataupun yang hanya mendengar dan melihat punya orangtua kita.
Terkadang bawang kita bagus , lebat dan buahnya besar , betapa senangnya kita saat itu, terlebih lagi jika harganya pun mahal.
Namun tak jarang kita juga alami bawang yang gagal panen, terkena hama sebagian atau bahkan seluruhnya.
Kita yang menanam dan mengurusnya dengan sepenuh perhatian dan tenaga saat itu tentu akan sangat kecewa jika ada bawang kita yang rusak.
Mengingat hal itu sayapun jadi ingat diri kita sendiri sebagai manusia, Ketika Allah sejak kita dalam kandungan dan setelah kita hidup di alam dunia selalu mengurus dan mencukupi semua kebutuhan kita namun, kemudian kita tumbuh dengan tidak baik, bahkan merugikan generasi Islam karena tingkah kita yang kemudian mempengaruhi yang lain dan ditiru yang lain, tentu Allah pun akan kecewa dengan kita.
Sahabat soudaraku Fillah, jika ada bawang yang terkena hama , terkadang para petani mencabutnya agar hama yang melekat pada bawang tersebut tidak menular kepada bawang yang lain, lalu jika Allah melakukan itu kepada kita, sanggupkah kita menahan pedihnya siksa kubur dan proses panjang lain menuju keabadian neraka ? Karena itulah tempat bagi para pendosa seperti kita jika tak jua segera bertobat dan memperbaiki diri.
Semoga itu tidak terjadi pada kita, karena kita adalah makhluk-Nya yang paling sempurna yang akan menggunakan akal dan ilmu kita untuk segera bertobat dan melawan dengan tegas setan-setan yang selalu mengajak kita berbuat hal yang akan mengantarkan ke jalan neraka.
Hasilnya memuaskan atau tidak ?
Berbicara soal bawang , di Desa kita bahkan di Kabupaten kita merupakan suatu produk utama dari pertanian yang kita miliki.
Segala hal tentang bawang tersebut sudah mendarah daging di benak dan pikiran kita, baik yang telah mengalami menanam sendiri ataupun yang hanya mendengar dan melihat punya orangtua kita.
Terkadang bawang kita bagus , lebat dan buahnya besar , betapa senangnya kita saat itu, terlebih lagi jika harganya pun mahal.
Namun tak jarang kita juga alami bawang yang gagal panen, terkena hama sebagian atau bahkan seluruhnya.
Kita yang menanam dan mengurusnya dengan sepenuh perhatian dan tenaga saat itu tentu akan sangat kecewa jika ada bawang kita yang rusak.
Mengingat hal itu sayapun jadi ingat diri kita sendiri sebagai manusia, Ketika Allah sejak kita dalam kandungan dan setelah kita hidup di alam dunia selalu mengurus dan mencukupi semua kebutuhan kita namun, kemudian kita tumbuh dengan tidak baik, bahkan merugikan generasi Islam karena tingkah kita yang kemudian mempengaruhi yang lain dan ditiru yang lain, tentu Allah pun akan kecewa dengan kita.
Sahabat soudaraku Fillah, jika ada bawang yang terkena hama , terkadang para petani mencabutnya agar hama yang melekat pada bawang tersebut tidak menular kepada bawang yang lain, lalu jika Allah melakukan itu kepada kita, sanggupkah kita menahan pedihnya siksa kubur dan proses panjang lain menuju keabadian neraka ? Karena itulah tempat bagi para pendosa seperti kita jika tak jua segera bertobat dan memperbaiki diri.
Semoga itu tidak terjadi pada kita, karena kita adalah makhluk-Nya yang paling sempurna yang akan menggunakan akal dan ilmu kita untuk segera bertobat dan melawan dengan tegas setan-setan yang selalu mengajak kita berbuat hal yang akan mengantarkan ke jalan neraka.
Sahabat soudaraku Fillah, jika bawang sudah berumur lebih dari 50 hari akan selalu ada juragan/bakul atau bahkan pemiliknya untuk terus mondar-mandir melihat bawangnya, itulah tandanya bawang akan segera dipanen.
Umat Rasulullah (kita) umurnya pun sekitar 60-70 tahun, saat seumur itu mungkin jika kita bisa melihat malaikatpun sudah mondar-mandir menengok kita, sembari menunggu waktu yang ditentukan untuk mencabut ruh kita dari raga ini.
Ya Rabb,,,, di umur kami yang sebentar ini, jadikanlah kami menjadi manusia yang bijak menggunakan jatah umur kami di dunia, berikanlah kami selalu kekuatan untuk menolak setiap ajakan dan bisikan setan yang menjerumuskan.
Tiada daya dan upaya kami tanpa pertolongan-Mu, untuk senantiasa bisa melakukan berbagai perbuatan yang engkau Ridhoi dan cintai.
Tunjukan dan bimbinglah kami untuk senantiasa menempuh jalan-Mu yang lurus.
Umat Rasulullah (kita) umurnya pun sekitar 60-70 tahun, saat seumur itu mungkin jika kita bisa melihat malaikatpun sudah mondar-mandir menengok kita, sembari menunggu waktu yang ditentukan untuk mencabut ruh kita dari raga ini.
Ya Rabb,,,, di umur kami yang sebentar ini, jadikanlah kami menjadi manusia yang bijak menggunakan jatah umur kami di dunia, berikanlah kami selalu kekuatan untuk menolak setiap ajakan dan bisikan setan yang menjerumuskan.
Tiada daya dan upaya kami tanpa pertolongan-Mu, untuk senantiasa bisa melakukan berbagai perbuatan yang engkau Ridhoi dan cintai.
Tunjukan dan bimbinglah kami untuk senantiasa menempuh jalan-Mu yang lurus.
Post a Comment for "Pilosofi Bawang"