Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah Inovasi Model Pembelajaran PAUD


Makalah Inovasi Model Pembelajaran PAUD merupakan sebuah contoh tugas yang biasanya dicari oleh mahasiswa PGPAUD. Jika Amda adalah salah satunya, tepat sekali jika berkunjung ke situs ini, sebab pada pembahasan kali ini, kita akan membahas contoh makalah tersebut.

Namun sebelum membahas contoh makalah inovasi model pembelajaran PAUD, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu pengertian PAUD itu sendiri.

Baca Juga : Download RPPH PAUD TK B Semester 1 Lengkap (Minggu 1-17) !

Dilansir dari Wikipedia, pengertian PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yaitu merupakan suatu jenjang pendidkan sebelum seorang anak menempuh jenang pendidikan dasar sebagai upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Agar dalam proses pembelajaran bisa senantiasa maksimal, maka perlu dilakukan berbagai inovasi pembelajaran dari seorang guru, sehingga selain hasilnya lebih optimal anak juga lebih senang dalam belajar.

Contoh Makalah Inovasi Model Pembelajaran PAUD

Untuk membekali para pendidik, biasanya mahasiswa keguruan diajarkan tentang inovasi model pembelajaran sesuai jenjang pendidikan yang dipelajari. Hal ini tentu saja tak terkecuali pada jenjang pendidikan anak usia dini, berikut contohnya :



BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LatarBelakang

Sebagaimana yang kita ketahui, pendidikan sangat penting untuk manusia, karena pendidikan suatu interaksi manusiawi (human interaction) antara pendidik/guru dengan anakdidik/subyekdidik/peserta yang dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnya yang berorientasikan pada nilai-nilai dan pelestarian serta pengembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha- usaha pengembangan manusia tersebut.

Campur tangan atau pengaruh pemerintah/penguasa terhadap pendidikan ini cukup besar pula dengan segala kebijakan yang ditempuh demi suksesnya pendidikan seluruh warga negara.
Idealnya, pendidikan seharusnya merupakan gambaran kondisi masyarakat.

Nilai dan tujuan dari pendidikan hanya akan ada apabila pendidikan itu sendiri dapat menciptakan sesuatu yang memberikanmanfaat bagikehidupan masyarakat masa kini dan masa mendatang, atau bagi kehidupan di dunia sampai kekehidupan akhirat.

Baca Juga : Download RPPH KB Semester 1 (Umur 2-3 Tahun) Lengkap, Minggu 1-16

Jadi, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia secara manusiawi. Artinya, melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang lebih baik. Kegiatan analisis kebijakan pendidikan yang dilakukan telah menghasilkan berbagai usulan kebijakan yang cukup penting, karenaan alisis kebijakan (public analysis) merupakan suatu disiplin ilmu yang berupaya memecahkan masalah dengan menggunakan teori, metode, dan substansi penemuan tingkah laku dan ilmu-ilmu sosial, profesisosial,dan filosof isosial politis.

Setiap lembaga pendidikan dalam menjalankan fungsinya selalu mempunyai harapan tentang bentuk lulusan yang dihasilkan. Lulusan yang dihasilkan setidak-tidaknya memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap, sebagai bentuk perubahan perilaku hasil belajar. Apa yang diharapkan dari hasil pendidikan itu dalam peristilahan kependidikan disebut dengan tujuan. Hal yang menarik adalah anak-anak juga ingin mandiri dan tak banyak lagi mau.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah inovasi model pembelajaran PAUD ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana memberikan pemahaman tentang perkembanan model pembelajaran pada anakusia dini?
2. Bagaimana menjelaskan tentang model-model pembelajaran pada anak usia dini?
3. Bagaimana menjelaskan tentang pengaplikasian model pembelajaran yang efektif di dalam PAUD?

C. Tujuan 

Tujuan dari penulisan makalah komunikasi efektif antara lain:

1. Memberikan pemahaman tentang tata cara berkomunikasi.
2. Menjelaskan tentang model-model pembelajaran pada anak usia dini yang efektif.
3. Menjelaskan tentangpl pengaplikasian model-model pembelajaran yang efektif di dalam PAUD

D. Manfaat

1. Mengetahui tentang tata cara penerapan Model-model Pembelajaran pada anak PAUD.
2. Mengetahui model-model pembelajaran yang fektif di dalam PAUD untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan anak.

BAB II 
PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi: konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah / prosedur, metode, alat /sumber belajar dan teknik evaluasi.

Penyusunan model pembelajaran di TK didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan (SKM), dan satuan kegiatanharian (SKH). Dengan demikian model pembelajaran merupakan gambaran konkrit yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan satuan kegiatan harian.

Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak, diantaranya adalah Model Pembelajaran Klasikal, Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman, Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut-Sudut Kegiatan, Model Pembelajaran Area, dan Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra.

B. Pembelajaran PAUD Model Kelompok 

Model pembelajaran dengan PendekatanKelompok, Pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi (tiga) kelompok dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian dengan tuntas.

Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapa tmenentukan kegiatan lain sejauh kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.

Pengelolaan Kelas Ruang PAUD Pendekatan Kelompok

Pengelolaankelas yang meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakanakan membantu pencapaian pembelajaran yang optimal. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelasa adalah:

  1. Penataan perabot di ruangan harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
  2. Pengelompoka nmeja dan kursi anak disesuaikan dengan kebutuhan sehingga ruang gerak peserta didik leluasa. Susunan meja kursi dapat berubah-ubah. Pada waktu mengikuti kegiatan, anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di tikar/karpet.
  3. Dinding dapat digunakan untuk menempelkan informasi yang dipergunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan anak, tetapi jangan terlalu banyak sehingga dapat mengganggu perhatian anak.
  4. Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan sebagainya.
  5. Alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur dalam ruangan, sehingga dapat berfungsi apabila diperlukan oleh peserta didik.

Langkah-langkah Kegiatan PAUD Model Pembelajaran Kelompok

Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengama nmenggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan / Awal (+30 menit)

Kegiatan pendahuluan/awal dilaksanakan secara klasikal artinya kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu satuan waktu dengan kegiatan yang sama. dan sifatnya pemanasan, misalnya berdoa, presensi, bernyanyi sesuai tema, bertepuk tangan, berdiskusi dan tanya jawab tentang tema dan sub tema atau pengalaman yang dialami anak. Jika pada waktu diskusi terjadi kejenuhan diharapkan pendidik membuat variasi kegiatan, misalnya dilanjutkan dengan kegiatan fisik/motorik kasar atau permainan yang melatih pendengaran anak.

b. Kegiatan Inti (+60 menit)

Sifat dari kegiatan ini adalah kegiatan yang mengaktifkan perhatian, kemampuan dan sosial emosi anak. Kegiatan terdiri dar ibermacam-macam kegiatan bermain yang dipilih dan disukai anak agar dapat bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi, memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitasnya serta dapat membantu dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik.

Pada kegiatan ini anak terbagi beberapa kegiatan kelompok, artinya dalam satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok anak melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Pengorganisasian anak saat kegiatan pada umumnya dengan kegiatankelompok, namun adakalanya diperlukan menggunakan kegiatan klasikal maupun individual. Sebelum anak dibagi menjadi kelompok, pendidik menjelaskan kegiatan atau hal-hal yang berkaitan dengan tugas masing-masing kelompok secara klasikal. Pada kegiatan inti dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.

Pendidik bersama anak dapat memberi nama masing-masing kelompok. Makalah inovasi modrl pembelajaran PAUD. Anak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan yang ada pada kelompok yang diminatinya dan tempat yang disediakan. Semua anak hendaknya secara bergantian mengikuti kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh pendidik. Setelah anak dapat mengikuti secara teratur, maka anak boleh memilih kegiatan sendiri dengan tertib.

Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepatd ari pada temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat, anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman. Fungsi kegiatan pengaman adalah:

  1. Sebagai tempat kegiatan anak yang telah menyelesaikan tugasnya lebih cepat sehingga tidak mengganggu teman lain.
  2. Untuk memotivasi anak agar cepat menyelesaikan tugasnya
  3. Untuk mengembangkan aspek emosional, sosial, kemandirian, kerjasama dan kreativitas anak.
  4. Sebagai alat peraga Sebaiknya alat-alat yang disediakan pada kegiatan pengaman lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.Dan pada waktu kegiatan kelompok berlangsung, pendidik tidak berada di satu kelompok saja melainkan juga memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan walaupun peserta didik tersebut berada di kelompok lain.

c. Istirahat/Makan (+30 menit)

Kegiatan ini kadang-kadang dapat digunakan untuk mengisi indikator/kemampuan yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan makan, misalnya tata tertib makan, jenis makanan bergizi, rasa sosial dan kerjasama. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan di luar kelas yang bertujuan mengembangkan fisik/motorik.

d. Penutup (+30 menit)

Kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan penutup bersifat menenangkan anak dan diberikan secara klasikal, misalnya membaca cerita dari buku, pantomim, menyanyi, atau apresiasi musik dari berbagai daerah. Kegiatan ini diakhiri dengan tanya jawab mengenai kegiatan yang berlangsung, sehingga anak mengingat dan memaknai kegiatan yang dilaksanakan dan kemudian dilanjutkan dengan pesan-pesan dan doa pulang.

Cara Penilaian Model Pembelajaran  PAUD Pendekatan Kelompok

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan pendidik digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian.

C. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Sudut di PAUD

Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang mirip dengan model pembelajaran area, karena memperhatikan minat anak. Jumlah sudut yang disediakan 5 sudut dalam penggunaannya disesuaikan dengan program yang direncanakan dengan kisaran 2 samapi 5 sudut.

Dalam kondisi tertentu dimungkinkan 1 sudut lebih dari 1 kegiatan. Alat-alat yang disediakan pada sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.

1. Aspek-Aspek Pendekatan Sudut di PAUD
Sudut-sudut kegiatan yang dimaksud adalah :

a. Sudut Ketuhanan

Alat-alat yang ditempatkan adalah maket tempat ibadah, peralatan ibadah, gambar-gambar, dan alat lainnya yang sesuai dengan keagamaan.

b. Sudut Keluarga

Alat-alat pada sudut keluarga terdiri dari kursi tamu, mejamakan, peralatan dapur, peralatan ruang kamar tidur, boneka berbagai jenis, dan peralatan lain di ruangtamu.

c. Sudut Alam Sekitar dan Pengetahuan

Alat-alat pada sudut alam sekitar dan pengetahuan terdiri dari akuarium, meja/rak untuk benda-benda obyek pengetahuan, kulit kerang, biji-bijian, batu-batuan, kaca pembesar, timbangan, magnet dan alat-alat untuk menyediliki alam sekitar, gambar-gambar tentang alam sekitarnya dan gejala alam.

d. Sudut Pembangunan

Alat-alat yang ditempatkan pada sudut ini adalah alat-alat untuk permainan konstruksi, seperti balok, kepinggeometri, alat pertukangan, dan minatur/model berbagai jenis kendaraan, plastisin, pledog, tanah liat.

e. Sudut Kebudayaan

Alat-alat yang ditempatkan pada sudut kebudayaan adalah peralatan musik/perkusi, rak-rak buku, buku perpustakaan, alat untuk pengenalan bentuk, warna, konsep bilangan, simbol-simbol, alat untuk kreativitas, rumah adat, pakaian adat, tokoh-tokoh pewayangan.
Keberadaan sudut-sudut kegiatan tersebut dapat ditempatkan di dalam kelas maupun di ruang sendiri sesuai keadaan dan kondisi PAUD masing-masing. Pada waktu kegiatan di sudut berlangsung, pendidik tidak hanya berada di salah satu sudut saja, tetapi juga memberikan bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkanataumengalamikesulitan.

2. Pengelolaan Kelas Model Pembelajaran Sudut

Beberapahal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan adalah:

1. Pengaturan alat bermain dan perabot di ruangan, termasuk meja, kursi dan luasnya ruangan, disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khususnya pada sudut-sudutkegiatan.

2. Sumber belajar dan hasil kegiatan anak dapat dipajang di papan atau di dinding ruangan. Hasil karya anak, dapat juga disimpan di laci masing-masing anak sebagai portofolio.

3. Setelah digunakan untuk pembelajaran, alat bermain dirapikan dan disimpan sedemikian rupa sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan sebagainya.

3. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Sudut

a. KegiatanAwal (+30 menit)

Kegiatan yang dilaksanakan adalah bernyanyi, berdoa, mengucap salam, membicarakan tema /sub tema, diskusi kegiatan yang akan dilaksanakan, malakukan kegaitan fisik/ motorik.

b. Kegiatan Inti (+60 menit)

Secara individual di sudut-sudut kegiatan
Sebelum melakukan kegiatan inti, pendidik bersama anak membicarakan tugas-tugas yang diprogramkan di sudut-sudut kegiatan. Setelah itu pendidik menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di setiap sudut kegiatan yang diprogramkan.
Sudut yang dibuka setiap hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangkan dan sarana/alat pembelajaran yang ada. Kemudian anak dibebaskan untuk memilih sudut kegiatan yang disukai sesuai dengan minatnya. Anak dapat berpindah sudut kegiatan sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh pendidik, pendidik memberi motivasi.

c. Istirahat/Makan (+30 menit)

Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, berbagi bekal dengan teman, membereskan dan merapikan alat-alat makan dan sebagainya. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia dapat digunakan untuk bermain di dalam atau di luar kelas.

d. Kegiatan Akhir (+30 menit)

Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi, gotong royong memberikan kelas, diskusi kegiatan sehari yang telah dilakukan, informasi kegiatan esok hari, berdoa, dan mengucapkan salam.


4. Penilaian Model Pembelajaran PAUD Pendekatan Sudut

Penilaian yang dilakukan pada pembelajaran ini sama dengan penilaian pada model pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman, yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pendidik mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta didik maupun program kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.


D. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Area di PAUD

Dalam model pembelajaran dengan pendekatan area ini anak diberi kesempatan untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak, (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas di dalam area-area yang disiapkan, dan (3) keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran.

Keterlibatan keluarga dalam pembelajaran itu sendiri dapat dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut :

1. Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran, misalnya orang tua dilibatkan dalam mempersiapkan pengaturan media pembelajaran atau menjadi model dalam pembelajaran tertentu.

2. Anggota keluarga bermitra dengan PAUD dalam membuat keputusan tentang anak, misalnya orang tua diminta pertimbangannya perihal kebutuhan layanan khusus individual untuk anak.

3. Anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di PAUD, misalnya orang tua diminta membantu persiapan kegiatan tertentu di sekolah.

Dalam menciptakan lingkungan dan bahan ajar yang menunjang pembelajaran, pendidik mendasarkan diri pada pengetahuan yang dimilikinya tentang perkembangan anak. Selain itu, dalam menyusun tujuan pembelajaran pendidik memperhatikan keunikan masing-masing anak, menghargai kelebihan-kelebihan dan kebutuhan-kebutuhan setiap anak, menjaga keingin tahuan alami yang dimiliki anak dan mendukung pembelajaran bersama.

Pembelajaran Area ini mencakup tiga pilar utama, yaitu; (1) konstruktivitas; (2) sesuai dengan perkembangan, dan (3) pendidikan progresif.

Konstruktivisme meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami dunia di sekelilingnya. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya anak, orang dewasa dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri atas dunia dan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dengan membangun pemahaman-pemahaman baru dan pengalaman/ pemahaman yang telah mereka miliki sebelumnya.

Pelaksanaan pembelajaran Area ini menggunakan metode yang selaras dengan tahap perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan yang berbeda, namun pada saat yang sama, setiap anak adalah makhluk individu dan unik. Dengan demikian pendidik harus mencermati dan menyimak perbedaan antara keterampilan dan minat tertentu dari anak-anak yang berusia sama. Semua kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan pada minat anak, tingkat perkembangan kognitif dan kematangan sosio-emosional, mendorong rasa ingin tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman panca indera dan keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itu sendiri.
Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip-prinsip perkembangan anak dan konstruktivisme ini.

Pembelajaran Area menggunakan 10 (sepuluh) area, yaitu: Area Agama, Balok, Bahasa, Drama, Berhitung/Matematika, IPA, Seni/Motorik, Pasir dan Air, Musik, Membaca dan Menulis. Dalam satu hari dapat dibuka minimal 4 area untuk disiapkan alat bermain/alat peraga dan sarana pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai. Alat bermain untuk area tersebut adalah:

1. Area Agama: maket tempat ibadah dan alat peraga tata cara ibadah agama-agama di Indonesia, misalnya sebagai berikut :

  • Islam : maket masjid, gambar tata caras halat, gambar tata cara berwudhu, sajadah, mukena, peci, kainsarung, kerudung, buku Iqro’, kartu huruf hijaiyah, tasbih, juz’amma, Al-Qur’an, dan sebagainya. 
  • Hindu: maket pura, gambar orang menuju ke Pura, tiruan sesaji. 
  • Kristen/katolik : maket gereja, Alkitab, Rosario. 
  • Budha : maket pura, maket candi Budha, gambar bikshu. 
  • Konghucu : maket klenteng, foto orang sembahyang.

2. Area Balok: balok dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna, leggo, lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan geometri dari triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan mainan (kendaraan laut, udara, darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus berpola, kubus berbagai ukuran dan warna. Korek api, lidi, tusuk es krim, tusuk gigi, bola dengan berbagai ukuran dan warna, kardus bekas, dan sebagainya.

3. Area Berhitung/ Matematika: lambang bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal-tipis, tutup botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan, penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambarbilangan, pasak.

4. Area IPA: macam-macam tiruan binatang, gambar-gambar perkembang biakan binatang, gambar-gambar proses petumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacangtanah, kacang hijau, beras), kerang batu kali, pasir, bunga karang, magnet, mikroskop, kaca pembesar(lup), pipet, tabung ukur, timbangn kue, timbangan bebek (sebenarnya), gelas ukuran, pencampur warna, nuansa warna, pita meteran, penggaris, benda-benda kasar (batu, batubata, amplas, besi, kayu, kapas, kain, kulit kayu, kulit binatang, dan lainnya) benda-benda untuk pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopo asam, cuka, garam, sirup, cabe, dan lain-lain), berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten, dan lain-lain), pengenalan aroma.

5. Area Musik: Seruling, kastanyet, maracas, organ kecil, tamburin, kerincingan, triangle kecil, balokkayu, kulintang, angklung, biola, piano, harmonica, gendang, rebana, dan sebagainya dengan menyesuaikan pada keunikan daerah masing-masing.

6. Area Bahasa: buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartu nama-nama, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama bulan, majalah anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, kliping peristiwa dan sebagainya.

7. Area Membaca dan Menulis: buku tulis, pensil warna, pensil, kartu huruf, kartu kategori, kartu gambar, kertas piano, spidol, ballpoint dan sebagainya.

8. Area Drama: tempat tidur anak (boneka), almari kecil, meja kursi kecil (meja tamu), boneka-boneka, tempat jemuran, setrika dan meja setrika, baju-baju besar, handuk, bekas make up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan/cobek, mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender, sikat gigi, odol, telepon-teleponan, tiruan baju tentara dan polisi, tiruan baju dokter, dan sebagainya.

9. Area Pasir/Air: bakpasir/ bak air, akuarium kecil, ember kecil, gayung, garpu, garu, botol-botolplastik, tabung air, cangkir plastik, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan agar-agar berbagai bentuk, penyiram tanaman dan sebagainya.

10. Area Seni dan Motorik: meja gambar, meja kursi anak, krayon, pensil berwarna, pensil, kapur tulis, kapur warna, arang buku gambar, kertas lipat, kertas koran, lem.

11. Area Masak: alat-alat dapur, seperti kompor, panci, meja, piring, mixer, blender.

Pengelolaan Kelas dalam Model Area

Pengelolaan kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta didik, pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan pendidik. Untuk ituhal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah :

  1.  Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari itu.
  2.  Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau tikar sesuai dengan alat yang digunakan.
  3. Pengaturan area memungkinkan pendidik dapat melakukan pengamatan sehingga dapat memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.
  4. Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat mereka melakukan kegiatan di area.

Langkah-langkah Kegiatandalam Model Area

a. Kegiatan Awal (+ 30 menit)

Kegiatan yang dilaksanakan adalah melatih pembiasaan, misalnya menyanyi, memberi salam dan berdoa. Bercerita tentang pengalamam sehari-hari dan setiap anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak tersebut, membicarakan tema/sub tema, melakukan kegiatan fisik/motorik yang dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas.

b. Kegiatan Inti (+ 60 menit) secara individual di area kegiatan

Sebelum melakukan kegiatan inti, pendidik bersama  anak membicarakan tugas-tugas di area yang diprogramkan. Setelah itu peserta didik dibebaskan memilih area yang disukai sesuai dengan minatnya. Pendidik menjelaskan kegiatan-kegiatan di dalam area yang diprogramkan. Area yang dibuka setiap hari disesuaikan dengan indicator yang dikembangkan dan sarana/alat pembelajaran yang ada. Anak dapat berpindah area sesuai dengan mintanya tanpa ditentukan oleh pendidik.

Apabila terdapat anak tidak mau melakukan kegiatan di arena yang diprogramkan, pendidik harus memotivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan. Pendidik dapa tmelayani anak dengan membawakan tugasnyake area yang sedang diminatinya.
Pendidik melakukan penilaian dengan memakai alat penilaian yang telah disiapkan, tetapi dapat juga untuk mengetahui ke area mana saja minat anak hari itu dengan menggunakan ceklis di setiap area.
Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau yang membahayakan, jumlah anak dibatasi agar guru dapat memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai secara maksimal, tanpa mengabaikan anak-anak yang berada di area yang lain.

Orang tua/keluarga dapat dilibatkan untuk berpartisipasi membantu pendidik pada waktu kegiatan pembelajaran, memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan anak.

c. Istirahat/Makan + 30 menit

Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan, mengenalkan jenis makanan bergizi, menumbuhkan rasa sosial (berbagai makanan) dan kerjasama. Melibatkan anak membersihkan sisa makanan dan merapikan alat-alat makan yang telah digunakan. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan yang bertujuan mengembangkan fisik/motorik. Apabila dianggap waktu untuk istirahat kurang, pendidik dapat menambah waktu istirahat dengan tidak mengambil waktu kegiatan lainnya, misalnya bermain sebelum kegiatan awal atau sesudah kegiatan penutup.

d. Kegiatan Akhir + 30 menit Klasikal

Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi, cerita dari pendidik atau membaca puisi, dilanjutkan dengan diskusi kegiatan satu hari dan menginformasikan kegiatan esok hari, berdoa, mengucapkan salam dan pulang.

3. Penilaian

Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran area pada hakekatnya tidak berbeda dengan model-model pembelajaran sebelumnya karena selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pendidik mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta didik maupun program kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.

E. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Sentra di PAUD

Model pembalajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atau arena bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap PAUD. Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus oleh satu kelompok usia PAUD dalam satu sentra kegiatan.

Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermainya itu bermain sensori motor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif (membangun pemikiran anak).

1. Bermain Sensori motor atau Main Fungsional

Istilah ini diambil dari kerja Piaget dan Smilansky (1968). Maksudnya adalah anak usia dini belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Kebutuhan sensorimotor anak didukung ketika mereka disediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Kebutuhan sensori motor anak didukung ketika mereka diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman atau di lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermain sensori motor anak didukung bila lingkunganbaik di dalam maupun di luar ruangan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur dan berbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak.

Anak dengan kemampuan gerakan yang terbatas seharusnya ditempatkan dalam berbagai cara sepanjang hari agar merekadapatberhubunganpenuhdengankesempatanbermain. Tergantung pada beratringannyakondisi yang membatasigerak dan dayapenggerak, pengasuh yang telahdilatihuntukanakdengan “kebutuhankhusus” mampumemberikansebanyakmungkinkesempatanuntukmenambahmacam-macamgerakan dan meningkatkanperkembangansensormotorik. Setiapusahadibuatuntukmenyediakanserangkaianpenuhpengalamansensormotorikmasing-masinganak. Contohnya, tempattidurayunan dan ayunanluar yang digunakanuntukmemberikankesempatankepadaanak yang tertantangsecarafisikuntukberayun di sampingteman yang tidakdengankebutuhankhusus. Adapuntahapan main sensorimotor adalahsebagaiberikut:

a. Sensorimotor 1
Mengulanggerakanbeberapa kali untukmelanjutkantanggapanpancaindera; reaksiperputaranpertama; anakhanyaterlibatdenganbadannya; mainan dan benda lain tidakdigunakan. Contoh: memercikkan air dengantangan, menepukpasir, bertepukataumelambaikantangan.
b. Sensorimotor 2
Mengulang-ulanggerakandenganbenda, ataubeberapa, beberapawaktuuntukmenjagabeberapalingkungan yang menarikpandangan, pendengaran, atau yang terkaitdenganperabaan; berbedadengan Sensorimotor empatbahwabeberapagerakandiulang-ulang; inimerupakanreaksiperputarankedua. Contoh: memukul-mukulsekopdalampasir, menuang air dariwadahmelaluitangan, dan memercikkansebuahmainankedalam air.
c. Sensorimotor 3
Mengulang-ulangurutansebabakibatsederhana yang menjaditujuanpertama yang dipilihnya, kemudianmemilihcarauntukmencapainya. Mengosongkan/ mengisi, menyembunyikan/ menemukan, membangun/ merobohkan. Contoh: (1) Mengisikeranjangatauwadahlainnyamenggunakansekop dan/atautangan (anakterlihatmemilikitujuanmengisiwadah dan menggunakanurutansebab/akibat yang sederhana [misalnya: mengisisekop dan menuangkannyakedalamwadah] untukmencapaitujuan). (2) Menuangkan air kedalamtekodengantujuanmengisipenuhtekotersebut. (3) Menyembunyikan dan menemukanbenda di dalam air ataupasir. (4) Menyusunbalok-balokkeatas, kemudianmerobohkannyakembali.
d. Sensorimotor 4
Percobaancoba-coba dan salah. Temaatautujuanumum main di pertahankan, tetapiperilakuuntukmencapaitujuansifatnyaluwes, caradilakukan oleh anakselamapengulanganberubah-ubah. Perilakumungkinmemilikiperasaan “Saya sedangmencobamengertiini”. Contoh: (1) Anakmengisikeranjangdenganpasirmenggunakansebuahsekop, tetapimenggunakansekopdenganberbagaicaraselama main. (2) Anakmengosongkanteko air dengancaramenuangkandenganberbagaicarasambilmengamati air yang dituang.
Jikaanakterlibat main peran, tubuhanakataubendadigunakandalamberpura-pura. Perencanaan yang melibatkangerakanataubahasa, makadigunakanpenilaian main peran.
2. Main Peran (Mikro dan Makro)
Main peran juga disebut main simbolik, pura-pura, make-believe, fantasi, imajinasi, atau main drama, sangatpentinguntukperkembangankognisi, sosial, dan emosianak pada usiatigasampaienamtahun (Vygosky, 1967; Erikson, 1963). Main perandipandangsebagaisebuahkekuatan yang menjadidasarperkembangandayacipta, tahapaningatan, kerjasamakelompok, penyerapankosa kata, konsephubungankekeluargaan, pengendaliandiri, keterampilanpengambilansudutpandangspasial, keterampilanpengambilansudutpandangafeksi, keterampilanpengambilansudutpandangkognisi (Gowen, 1995).
a. Main peranmembolehkananakmemproyeksikandirinyake masa depan dan menciptakankembali masa lalu. Mutupengalaman main perantergantung pada variabel di bawahini:
b. Cukupwaktuuntukbermain (penelitianmenyarankan paling sedikitsatu jam).
c. Ruang yang cukup, sehinggaperabotantidakpenuhsesak, alat-alatmudahdijangkau, dan paling sedikitempatsampaienamanakdapatbermaindengannyaman.
d. Alat-alatuntukmendukungbermacam-macamadeganpermainan.
e. Orang dewasa yang dapatmemberipijakanbiladibutuhkanuntukmeningkatkanketerampilan main perananak.
Hubungansosial yang dibangunhinggamenjadi main peran pada anakusia 12 – 36 bulansebaiknyadidukunguntukanak yang berkebutuhankhususmaupuntidak. Orang dewasaharuspeduliterhadapekspresiwajahbahwawajahsebagaimainanpertama, menjawabdengansenyuman, hubungantimbalbalik, ekspresiseluruh badan, rasa cemasterhadap orang-orang yang tidakdikenal, dan permainandengangerakan badan inilahmenjadidasar yang penting pada main peranselanjutnya.
Erik Erikson (1963) menjelaskanduajenis main peran: mikro dan makro. Main peranmikroanakmemainkanperandenganmenggunakanalatbermainberukurankecil, contohkandangdenganbinatang-binatangan dan orang-orangankecil. Main peranmakroanakbermainmenjaditokohmenggunakanalatberukuranbesar yang digunakananakuntukmenciptakan dan memainkanperan-peran, contohmemakai baju dan menggunakankotakkardus yang dibuatmenjadimobil-mobilanataubenteng.
Sentra main peranharusada di dalam dan di luar, mendukunganakdenganalat dan perlengkapanuntukbermacam-macam main peran. Untukanaktigasampaienamtahundenganperkembanganterlambatdarianakusiadini, alatharusmendukungtemaselaindaritemasekeliling.
a. AgenSimbolik (Diarahkan pada apa/siapa, siapa yang menerimatindakan).
b. PenggantiSimbolik (melibatkanalat-alat yang digunakan).
c. KerumitanSimbolik (jumlah dan kerumitanadegan, main naskahpendekdalamkonteks yang sama).


BAB III
PENUTUP

Peran guru sebagaipendidikmenjadiwahanapengembanganpotensianaksecarautuh. Tugas guru bukansemata-matamengajar, tetapilebihpadamembelajarkanpesertadidik. Belajar pada hakikatnyaadalah proses interaksiterhadapsemuasituasi yang ada di sekitaranak. Namundemikian, mengingatpendidikananakmerupakanbagian integral daripendidikansekolah, orang tuadanmasyarakat, pembelajaranharusmengaktifkansiswa, menyenagkan, dan bermaknabagikehidupananakdenganpraktik di lapanganmenunjukkanbahwamodelpembelajaran yang dikembangkan di PAUD sangatbervariasidanmenyentuhsemuaperkembangananak. Belajarakanlebihbermaknajikaanakmengalamiapa yang dipelajarinya, bukanmengetahuinya, denganmemperhatikanprosesnya, seperti, metode, media, strategi, agar proses pembelajaranmenjadilebihberkualitas.
Pengembangan model-model pembelajaranmerupakansuatu proses yangharusdipersiapkan dan dilakukan guru dalamkegiatanpembelajaran. Gurumerupakanujungtombakkeberhasilankegiatanpembelajaran di sekolah yangterlibatlangsungdalammerencanakan dan melaksanakankegiatanpembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA 

  • Asmani,Jamal Ma’mur, Manajemen Strategis Pendidikan AnakUsia Dini,(Jogjakarta: DIVA Press, 2009. 
  • Dwilestari Ninin, dkk.Penelitian Kualitatif: Pendidikan Anak Usia Dini,Jakarta:Kharisma Putra Utama Offset, 2012.
  • Fadlillah, M, dkk, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini (Menciptakan Pembelajaran Menarik, Kreatif dan Menyenangkan),Jakarta, PT Fajar Interpratama Mandiri,2014.
  • Fadlillah, Muhammad.Desain Pembelajaran PAUD (Tinjauan Teoritik dan Praktik),(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), 2012.
  • Fattah Nanang, Analisis Kebijakan Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset), 2013.
  • Gunawan Ary Kebijakan-Kebijakan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:BINA)AKSARA, 1986.
  • Irianto, Yoyon Bahtiar, Kebijakan Pembaruan Pendidikan (Konsep, Teori, dan Model), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2012.
  • Rusman, Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada), 2013.
  • Septiriawati, Model-Model-Pembelajaran-Area-Paud,wordpress.com, artikel area- paud.
Demikian pembahasan mengenai contoh makalah inovasi pembelajaran PAUD semoga bermnafaat.

Post a Comment for "Makalah Inovasi Model Pembelajaran PAUD"