Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jalur Edan Bersepeda ke Gunung Bromo

Trip Edan ke Gunung Bromo full Gowes (Bersepeda pancal).
(Wong gendeng kuwi bebas!)
Pos Jemplang - Gunung Bromo
(Ichal Jr. & Yoga PWB)

Diawali dengan kesepakatan berangkat bertiga, Yoga Pwb Cascade 4 Polygon, Ichal Jr. Monarc 5 Polygon @Aguzt Ambon Rsv Downhill Polygon, dengan tujuan Gunung Bromo dengan full gowes Start dimulai dari Pasar Tumpang.

- Jum'at 14.00 tgl 15 Februari 2019 mulai start dari Pasar Tumpang. Menanjak lumayan menguras tenaga untuk pemanasan. Tidak biasanya kita berangkat gowes (gowes : sebutan untuk pengendara sepeda pancal) seperti ini, karena kita saat ini bersepeda sambil membawa beban perlengkapan mendaki gunung. Terasa bersepeda semakin ngos-ngosan, dan bermandikan keringat! apalagi jalur awal yg kita temukan adalah hanya tanjakan.
Perbekalan & pakaian, agar terhindar dari dinginnya pegunungan.

- Jum'at 17.30 sampai di Rest Area, Gubuk Klaka, istirahat sekitar 1jam di sebuah kantor instansi. Kita menumpang bikin mie rebus, campur telor, & bikin kopi hangat, Istimewa.

- Jum'at 18.30 sehabis magrib perjalanan dilanjutkan dari Rest Area, Gubuk Klaka. Perut kenyang, semangat melanjutkan perjalanan.

Lampu penerangan terpasang pada sepeda, dan tas gunung penuh perbekalan.

- Jum'at 21.00 tiba di Post Tiket Bromo, Coban Triula, Oooh..... iya teman!, untuk harga tiket masuk kawasan Bromo adalah Rp. 25.000. Disinilah kita istirahat sejenak melemaskan otot kaki. Perlu kalian ketahui, perjalanan menuju Pos Tiket ini sudah mulai membuat kita terasa gila, kita sempat beristirahat beberapa kali karena intimidasi tanjakan yg disajikan membuat pikiran mulai sedikit kacau, tapi tetap harus fokus pada misi Utama. Jangan kalian tanya lagi seperti apa rasanya, buat kalian para goweser sejati pasti bisa membayangkan kalau disini kita membawa tas gunung penuh perbekalan. Hmmmm... mantap edan!?!?....

Ichal Jr. & Aguzt Ambon terlihat kelelahan.setelah melewati Coban Pelangi dan Coban Bidadari, posisi istirahat saat hampir mendekati Coban Trisula -  Pos Tiket & Pos Penjagaan Perhutani. 

- Jum'at 21. 30 perjalanan dilanjutkan dari Coban Trisula. Kondisi cuaca sangat mendukung, sangat cerah dimalam hari tanpa adanya hujan. Bulan seakan menemani dalam perjalan malam ditengah hutan.

- Jum'at 23.00 tiba disekitar tanjakan curam, disitu kita mengalami kendala, teman kita yaitu @Aguzt Ambon Rsv mengalami cedera serius pada lututnya dikarenakan medannya sangat extreme full tanjakan, dia tidak mampu lagi melanjutkan perjalanan setelah menempuh waktu perjalanan 10jam. Aguzt berinisiatif untuk turun dan tidak dapat melanjutkan perjalanannya lagi, dan Aguzt berharap kita berdua (Yoga, & Icang) melanjutkan perjalanan. Dan lagi disinilah terjadi kendala teknis, saat Aguzt turun sekitar 50m menuruni tanjakan, rem sepeda type downhill dia mengalami kerusakan patah pada bantalan rem dan tidak mungkin diperbaiki karena masalah suku cadang, sehingga mustahil sepeda tersebut dapat dikendarai sampai ke bawah.

Aguzt Ambon (Kaos Hitam) & Ichal Jr. (Kaos Kuning). Foto diambil 1jam sebelum Aguzt Ambon mengalami cedera, dan kerusakan pada sepedanya.  
- Sabtu Jam 00.00 kita sepakat ngecamp dipinggir jalan diposisi Tugu Selamat Datang di Desa Ngadas, sambil memasak mie, telor, & kopi panas, sambil berharap ada mobil pickup yg lewat sehingga Aguzt dapat menumpang turun, dan kita berdua Yoga & Ichal melanjutkan perjalanan. Tapi sampai matahari terbit, tak satupun mobil pickup terlihat turun dari desa Ngadas.

- Sabtu 05.00 karena hari sudah mulai terang, kita berdua melanjutkan perjalanan, dan Aguzt menunggu tumpangan turun.

- Sabtu 06.00 di Desa Ngadas ada mobil pickup turun, kami melambai memberhentikannya dan meminta tolong mereka untuk memberikan tumpangan untuk teman kami, Alhamdulillah mereka sangat baik, dan kami memberitahukan posisi Aguzt kpd mereka.

- Sabtu 06.15 kita melanjutkan peralanan dengan hati sangat tenang dan bahagia karena teman kami Aguzt mendapat tumpangan. Kembalilah 100% semangat kami.

Lokasi berada jalur dijalur atas bukit disekitar Desa Ngadas - Ichal Jr. merasa sangat bahagia.

Ini saya, Yoga PWB ( a.k.a Tuan Hantu - Nama karakter yg biasa saya pakai saat bermain disemua game online, maaf melenceng dari cerita), mencoba berpose sekeren mungkin, namun tetep aja Jibruuut wkwkwkwkwkw.

- Sabtu 07.00 Matahari mulai meninggi, disini terasa medan tanjakan semakin gila, kaki sudah mulai merasakan gemetaran, tapi kita tetap semangat dan fokus pada tujuan. Udara pagi pegunungan membuat kami merasa segar dan bahagia. Sambil mengobrol membicarakan kendala teknis kejadian semalam, tak henti-hentinya kita mengharapkan sampai di Pos Jemplang, namun ternyata perjalanan yang kita tempuh dengan menggunakan sepeda pancal (gowes) seperti ini terasa sangat jauh jaraknya, membuat kita merasakan sangat capek dan terkuras tenaga. Kalian tahu bahwa tanjakan-tanjakan ini hanya bisa di lalui mobil dengan CC besar seperti Toyota Hardtop dan kendaraan bermotor dengan posisi mesin gigi satu perseneling. Jika kalian memakai jenis kendaraan matic, kemungkinan besar akan mengalami kerusakan, tidak percaya!? silahkan mencoba. Bisa kalian bayangkan, memakai kendaraan saja harus dengan posisi mesin gigi satu peseneling, apalagi kalian mengendarai sepeda pancal.

Foto diatas ini berada disalah satu titik tanjakan yang mengerikan ke arah menuju Pos Jemplang. Istirahat sejenak sambil berselfie. Wajah lelah dan kurang tidur tak dapat dibohongi. Tetap semangat!

- Sabtu 09.00 kita sampai di Pos Jemplang. Melihat panorama padang savana dari atas bukit, hati kami semakin bahagia, walaupun capek tak terkira. Kami berdua membeli bakso di sekitar Pos Jemplang, loh... kok ada tukang bakso, disinilah hebatnya warga sekitar, mereka mampu berjualan walau di daerah extreme spt ini, bisa dikatakan "Amazing". Hebatnya lagi, harganya murah meriah Rp 10.000/porsi, nambah Rp. 2000 pakek lontong!.. porsinya lumayan banyak dan harganya murah fantastis. Perut kita lumayan kenyang hehehehe.

 Lokasi foto diatas berada si Pos Jemplang, bisa kalian lihat betapa indahnya pemandangan dari sini. Kalian tak akan pernah menyesal jika datang kesini dan kalian akan puas menikmati keindahan alam yang telah Tuhan ciptakan. Allahuakbar.

- Sabtu 09.30 kita menuruni tanjakan curam menuju Padang Savana di sekitar lereng Bromo. Saya terjatuh karena menengok kebelakang dengan kecepatan lumayan kencang, bersyukur tidak sampe terperosok jurang. Kelalaian tersebut terjadi karena sedikit melamun saat menengok ke belakang, resikonya mengerikan jika sampai jatuh kejurang. Jadi, jika berkendara harus diusahakan fokus 100% pada kemudi. Tidak sampai cedera, tapi lecet sedikit pada kaki dan kerusaakan lampu belakang pada sepeda Cascade 4 saya, ternyata patah! padahal, saya baru beli itu lampunya.

 Pada foto diatas, kita berada pada lokasi yang sangat indah, yaitu hamparan padang savana yang hijau membuat mata dan pikiran tak berhenti untuk mengucap syukur & bahagia. Ini bisa disebut dengan kata ISTIMEWA. Monster - Bego

 Jangan kalian ragukan lagi pesona alam disini, semua sangat indah. Lihat foto kami berdua, sangat istimewa.

 Pemandangan yang sangat istimewa, inilah bukti kalau Bromo mendunia. Terkenal hingga mancanegara. Ingat! perhatikan langkahmu dan jangan kau injak rumput dan bunga!

Bagaimana menurut kalian Gaess!... istimewa dan menyenangkan wkwkwkwkwkw!?!?!....
Maaf penulisan tidak menggunakan kalimat baku, kita gunakan kalimat santai saja, yang penting masih menggunakan kaedah EYD dalam berbahsa Indonesia.



Kurang yakin dengan keindahan yang ada disana, silahkan putar video diatas tersebut. Video Part 1
Asli benar-benar Tengik (cempreng) banget suara saya. Aku ojo dibully Gaessss, aku nangisan! Liputan ini khusus buat kalian pecinta gowes yang menyayangi alam. Ingat, diatas gunung jangan buang sampah sembarangan!


Menginjakkan kaki di jalanan pasir vulkanik. Hamparan hijau membuat segar suasana hati Gaesss, jangan diketawakan, memang suara saya gak enak didengar, bahasa Jawa-nya suara gak enak didengar disebut "TENGIK" bukan tengil loh ya!



Akhirnya sampai di Bukit Teletubbies, merasa canggung karena tidak ada seorangpun yang menggowes sampai kesini. Malu Gaess dilihatin sama banyak orang! Banyak sekali pengunjung yang datang ke bukit ini, destinasi penuh keindahan yang sangat menjanjikan.


Sinar matahari pagi terasa sangat hangat dan menyenangkan, ditambah semilir angin sepoi-sepoi, udara pegunungan yang sejuk, semua itu semakin menambah suasana menjadi bahagia.

- Sabtu 10.30 kita sampai ditujuan utama yaitu gunung Bromo. Kebahagian kita tak dapat diungkapkan dengan kata-kata saat sesampainya di lokasi. Dalam posisi ini, tujuan kami dari awal adalah Gunung Bromo, dan bukan menuju puncak di kawahnya. Maka dari itu, kami tidak menyajikan foto kawah tersebut.


 Keceriaan tak berhenti sampai disini, foto diatas masih dalam perjalanan menuju lokasi Gunung Bromo. Fotoku ojo di-bully, aku nangisan Gaeessss!?!?!?....



Foto atas, akhirnya sampai juga, beberapa meter dibelakang adalah Gunung Bromo. Backround yang sangat keren. Kenapa bisa kering dilokasi itu? karena disitulah semburan vulcanik, karena gunung ini masih berstatus aktive. Makanya disekitarnya tidak ada padang hijau, yang ada hanya hamparan pasir, biasanya disebut dengan Pasir Berbisik, atau lautan pasir. Tapi sayangnya, saat aku bisikkan kalimat cinta pada sang pasir, mereka diam saja!?!?! malah cewek-cewek yang bertamasya kesini selalu melambaikan tangan ke kami. Mungkin cinta sang Pasir Berbisik sudah diwakilkan oleh cewek-cewek tersebut. I love you to... untuk cewek - cewek yang bertemu kami diperjalanan!



Foto atas, berpose layaknya model. Expekstasinya kira-kira seperti itu. Ojo di bully Gaessss, 
aku nangisan!


- Sabtu 11.30 kita berinisiatif pulang, taukah kalian kalau gowes dari Bromo menuju Jemplang itu akan terasa dekat jika kita melihat sekilas, tapi jika kalian berkendara apa lagi bersepeda pancal (gowes) maka itu saat dijalani akan terasa jauh, itu dikarenakan posisi padang savana adalah hamparan hijau berbukit yang sangat-sangat luas, sehingga membuat tempat yang jauh seolah-olah terasa nampak dekat karena tidak ada bangunan disekitarnya. Kalian akan tahu jika bersepa maka capeknya terasa gila, tak dapat dibayangkan sudah!?!?!?! Tanjakan terakhir yang kita lewati dari padang savana menuju Jemplang benar-benar titik penghabisan karena energi sudah terkuras dalam perjalanan dari Pasar Tumpang ke Gunung Bromo.

 Mencoba bergaya seperti anak jaman kekinian. Sekali lagi Gaesss, aku ojo di bully Gaessss, 
aku nangisan!


Setelah puas berselfie disekitar pelataran Gunung Bromo, kita akhirnya kembali menuju ke Pos Jemplang. Cek video maka kalian akan benar-benar kagum akan keindahan alam ini. Pesona Bromo tiada matinya.

- Sabtu 11.45 melanjutkan perjalanan pulang dari Pos Jemplang kita turun menuju Pasar Tumpang, 100% lintasan jalur Bomo ini menurun istimewa. Tapi kita tidak langsung turun ke Pasar Tumpang, saat turun kita mampir dan mengecek dulu di Pos Rest Area, Gubuk Klaka untuk mengecek siapa tahu kalau Aguzt Ambon diberhentikan disana. Ini saat paling menyenangkan dan mengerikan, nikmatnya terasa menuruni lintasan  downhill. Tancap kecepatan membabi buta, ngebut gila. Walau kita turun ngebut, kita tetap menggunakan teknik pengereman dan berkendara aman (savety is number one). Jangan sampai melamun dan gagal fokus, melamun sedikit, bisa dipastikan masuk jurang, & mati. Disini tak ada foto ataupun video, karena kita lupa tidak membawa kamera GoPro.

-  Sabtu 12.15 sampai di Rest Area, Gubuk Klaka, ternyata Aguzt a.k.a Ambon menunggu di sana dikarenakan pemberhentian terakhir pickup tumpangan ada disana. Karena kondisi cedera parah, dia tidak berani menaiki sepedanya yg mengalami kerusakan pada rem belakang. Hanya rem depan yang berfungsi.

- Sabtu 12.30 dari Rest Area saya putuskan saya yg memakai sepeda si Aguzt Ambon, saya menghimbau kepada teman-teman untuk mengawal perjalanan dengan pelan-pelan karena kondisi cuma rem depan yg berfungsi, dan Aguzt Ambon memakai sepeda saya. 13.00 Alhamdulillah akhirnya kita semua sampai di pasar Tumpang dengan selamat. Team yang istimewa. Terima kasih kawan kalian memberikan yang terbaik hingga kita solid. Team yang solid tak akan meninggalkan temannya. Berangkat bersama, pulang pun bersama. Misi sukses!



Malang, 16 Februari 2019

Post a Comment for "Jalur Edan Bersepeda ke Gunung Bromo"