Penyelam Syachrul Anto Gugur, Istri Cerita Soal Terakhir Mendapat Kiriman WA Berupa Puisi Takdir. Isinya Bikin Merinding!
foto: detik.com
Beritaterheboh.com - Lyan Kurniawati, istri Syachrul Anto yang merupakan korban tewas dari Tim Penyelam Basarnas pada proses pencarian Lion Air JT-610, menduga mendiang suaminya telah memiliki firasat sebelum kematian menjemput.
"Saya baru sadar sekarang ini, dari chat terakhir kami. Mungkin dia sudah ada firasat sebelumnya. Dia WA bercerita tentang perasaannya melihat banyaknya korban yang jatuh. Tentang kematian itu sudah dituliskan," kata Lyan di Rumah Duka Jalan Bendul Merisi Utara 8/41 Surabaya.
Lian mengaku tidak ada firasat sebelum suaminya meninggal. Dalam komunikasi terakhir itu, dia menanyakan kabar Syachrul.
Dalam percakapan itu juga, Syachrul mengirim tulisan panjang berupa puisi yang diberi judul 'Takdir'. "Terakhir kontak pagi itu. Karena memang setiap hari dua kali menyelam, pagi dan sore. Di pesannya ia menulis perasaannya mengenai banyaknya korban dan kematian," kata Lian kepada detikcom, Sabtu (3/11/2018)
Lian mengaku tidak menyadari bahwa percakapan tumpahan perasaan suaminya itu merupakan firasat. Begini puisi Syahrul kepada istrinya yang berjudul 'Takdir' itu:
Assalamualaikum
TAKDIR
Pagi itu. Satu demi satu
penumpang mendekat ke pintu
keberangkatan di Soekarno-Hatta
Petugas check in menyambut
mereka dengan senyum.
Sekitar 180 penumpang
mendekati takdir.
Ada yang tertinggal karena macet
di jalan, ada yang pindah ke
pesawat yang lebih awal karena
ingin cepat sampai dan ada juga
yang batal karena ada urusan lain
yang tiba-tiba.
Tak ada yang tertukar
Allah menyeleksi dengan
perhitungan yang tak pernah salah....
Lalu kapan giliran kita pergi
hanya Allah yang tahu
Di tengah kondisi syok yang menerpanya, Lyan mengaku kurang ingat sejak kapan Syachrul berada di perairan Karawang untuk membantu proses evakuasi. "Saya blank, mungkin sekitar 2 hari," jelasnya.
"Berangkat dari Jogja. Karena ada urusan disana. Janjian bertemu dengan teman teman dari Makassar," tambah Lyan.
Terkait sebab tewasnya sang Suami, Lyan tidak berani menduga yang macam-macam. Hanya saja, Ia memastikan jika saat berangkat Syachrul tidak membawa peralatan lengkap.
"Peralatan lengkap dia kan di Makassar. Jadi mungkin karena tidak pakai peralatan milik dia sendiri jadinya mungkin ada yang nggak pas," pungkas Lyan.
Jenazah Syachrul tiba di Surabaya sekitar pukul 08.30 pagi ini. Mendiang langsung dimakamkan di TPU Bendul Merisi-Surabaya pada sekitar pukul 11.30.
Syachrul diketahui meninggal dunia pada Jumat (2/11/2018). Dia sempat dibawa ke RSUD Koja setibanya di Dermaga JICT Tanjung Priok. Saat dibawa ke RS Koja, kondisi Syahrul sudah tidak sadarkan diri. Rumah duka berada di Jalan Bendul Merisi Utara 8 No 41-Surabaya.[ifw/ted]
Beritaterheboh.com - Lyan Kurniawati, istri Syachrul Anto yang merupakan korban tewas dari Tim Penyelam Basarnas pada proses pencarian Lion Air JT-610, menduga mendiang suaminya telah memiliki firasat sebelum kematian menjemput.
"Saya baru sadar sekarang ini, dari chat terakhir kami. Mungkin dia sudah ada firasat sebelumnya. Dia WA bercerita tentang perasaannya melihat banyaknya korban yang jatuh. Tentang kematian itu sudah dituliskan," kata Lyan di Rumah Duka Jalan Bendul Merisi Utara 8/41 Surabaya.
Lian mengaku tidak ada firasat sebelum suaminya meninggal. Dalam komunikasi terakhir itu, dia menanyakan kabar Syachrul.
Dalam percakapan itu juga, Syachrul mengirim tulisan panjang berupa puisi yang diberi judul 'Takdir'. "Terakhir kontak pagi itu. Karena memang setiap hari dua kali menyelam, pagi dan sore. Di pesannya ia menulis perasaannya mengenai banyaknya korban dan kematian," kata Lian kepada detikcom, Sabtu (3/11/2018)
Lian mengaku tidak menyadari bahwa percakapan tumpahan perasaan suaminya itu merupakan firasat. Begini puisi Syahrul kepada istrinya yang berjudul 'Takdir' itu:
Assalamualaikum
TAKDIR
Pagi itu. Satu demi satu
penumpang mendekat ke pintu
keberangkatan di Soekarno-Hatta
Petugas check in menyambut
mereka dengan senyum.
Sekitar 180 penumpang
mendekati takdir.
Ada yang tertinggal karena macet
di jalan, ada yang pindah ke
pesawat yang lebih awal karena
ingin cepat sampai dan ada juga
yang batal karena ada urusan lain
yang tiba-tiba.
Tak ada yang tertukar
Allah menyeleksi dengan
perhitungan yang tak pernah salah....
Lalu kapan giliran kita pergi
hanya Allah yang tahu
Di tengah kondisi syok yang menerpanya, Lyan mengaku kurang ingat sejak kapan Syachrul berada di perairan Karawang untuk membantu proses evakuasi. "Saya blank, mungkin sekitar 2 hari," jelasnya.
"Berangkat dari Jogja. Karena ada urusan disana. Janjian bertemu dengan teman teman dari Makassar," tambah Lyan.
Terkait sebab tewasnya sang Suami, Lyan tidak berani menduga yang macam-macam. Hanya saja, Ia memastikan jika saat berangkat Syachrul tidak membawa peralatan lengkap.
"Peralatan lengkap dia kan di Makassar. Jadi mungkin karena tidak pakai peralatan milik dia sendiri jadinya mungkin ada yang nggak pas," pungkas Lyan.
Jenazah Syachrul tiba di Surabaya sekitar pukul 08.30 pagi ini. Mendiang langsung dimakamkan di TPU Bendul Merisi-Surabaya pada sekitar pukul 11.30.
Syachrul diketahui meninggal dunia pada Jumat (2/11/2018). Dia sempat dibawa ke RSUD Koja setibanya di Dermaga JICT Tanjung Priok. Saat dibawa ke RS Koja, kondisi Syahrul sudah tidak sadarkan diri. Rumah duka berada di Jalan Bendul Merisi Utara 8 No 41-Surabaya.[ifw/ted]
Post a Comment for "Penyelam Syachrul Anto Gugur, Istri Cerita Soal Terakhir Mendapat Kiriman WA Berupa Puisi Takdir. Isinya Bikin Merinding!"