Kisah Syahrul Anto Penyelam yang Tewas, Sosok Yang Baik Tinggalkan Kantor Berbulan-bulan demi Misi Kemanusiaan
foto: akun FB Syacrul Anto
Beritaterheboh.com - Syahrul Anto, penyelam yang meninggal dunia saat mengevakuasi paket jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP dikenal sangat baik.
Hal ini seperti yang ditulis di akun Facebook atas nama Yosep Safrudin, yang diduga rekan tim penyelam, sekitar pukul 00.30 WIB.
Awalnya, akun ini mengabarkan duka tersebut.
"Innalillahi wa innailaihi rojiuun
Pahlawan kemanusiaan yang sangat mulia
Terlibat beberapa kali evakuasi korban pesawat Lion, Airasia, dan Kapal Pelni
Harus berakhir jatah rezekinya di alam fana ini, di Perairan Karawang saat mengevakuasi beberapa paket jenazah (Lion Air) JT 610," tulis akun Yosep Safrudin.
Menurutnya, Syahrul Anto adalah divers yang sangat berpengalaman.
Dia tanpa lelah dan rela meninggalkan perusahaan sampai berbulan-bulan demi ikut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan.
Dia bahkan baru satu minggu kembali dari Palu untuk membantu korban gempa dan tsunami.
Diakui, Yosep, Syahrul Anto meminta dia menjemputnya di Bandara Halim Perdanakusuma dua hari lalu untuk bisa ikut membantu mengevakuasi korban Lion Air
"Pinjem Alat selam ku, minta diantar ke posko evakuasi JT610 di priok...," tulis akun ini.
Diakuinya, Syahrul Anto adalah senior yang sudah seperti saudaranya. Dia sangat humble dan baik hati.
"Sempat terlibat bisnis bareng kecil2an...
Seringkali antar jemput kalo silaturahmi ke Makassar...
...rindu gelak tawa dan kebaikan2nya....
Selamat Jalan..
"Ayah anto, Om anto, ayah haji"
(Begitu teman2 divers memanggilnya....)
Syachrul Anto
Semoga Om menghadap sang Khalik dgn Khusnul khotimah.....
.......Semua kita berasal dari Allah dan kita semua akan kembali ke hadapan Nya.....
Selamat Jalan...
Pahlawan kemanusiaan.....,' tulisnya.
Melansir Kompas.com, Leader Indonesia Rescue Diver Team, Bayu Wardoyo membenarkan kabar meninggalnya seorang penyelam saat proses evakuasi korban pesawat Lion Air JT 610.
Syahrul Anto dibawa sekitar pukul 21.30 WIB ke Dermaga JICT 1 menggunakan kapal Pertamina Victory karena kapal itu memiliki fasilitas lengkap.
Kemudian, dari dermaga korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja.
Syahrul Anto dinyatakan meninggal dunia setelah sempat tak sadarkan diri.
Bayu Wardoyo menambahkan, Syahrul Anto merupakan penyelam sipil yang berada di bawah Basarnas.
"Kita bukan orang yang mengajukan diri, kita di bawah koordinasi Basarnas. Jadi, yang mengurus semuanya ini Basarnas. Dari dibawa ke RS Koja sampai ke kampung halamannya, dimakamkan juga pakai cara Basarnas," ujar Bayu Wardoyo seperti dikutip dari Kompas.com.
Kini, Jenazah anggota Diver Rescue Syahrul Anto (48) tiba di rumah duka Jalan Bendul Merisi Gang VIII no 41 Surabaya, Sabtu (3/11/2018).
Syahrul Anto gugur dalam tugas penyelamatan evakuasi Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10/2018).
Jenazah almarhum diterbangkan sekitar pukul 05.00 WIB dari Jakarta dan tiba di rumah duka tiga jam kemudian.
"Tadi tiba jam 08.00 wib," kata kakak ipar korban, Ibnu Abdillah di rumah duka, Sabtu (3/11/2018). (*)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kisah Syahrul Anto Penyelam yang Tewas, Tinggalkan Kantor Berbulan-bulan demi Misi Kemanusiaan,
Beritaterheboh.com - Syahrul Anto, penyelam yang meninggal dunia saat mengevakuasi paket jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP dikenal sangat baik.
Hal ini seperti yang ditulis di akun Facebook atas nama Yosep Safrudin, yang diduga rekan tim penyelam, sekitar pukul 00.30 WIB.
Awalnya, akun ini mengabarkan duka tersebut.
"Innalillahi wa innailaihi rojiuun
Pahlawan kemanusiaan yang sangat mulia
Terlibat beberapa kali evakuasi korban pesawat Lion, Airasia, dan Kapal Pelni
Harus berakhir jatah rezekinya di alam fana ini, di Perairan Karawang saat mengevakuasi beberapa paket jenazah (Lion Air) JT 610," tulis akun Yosep Safrudin.
Menurutnya, Syahrul Anto adalah divers yang sangat berpengalaman.
Dia tanpa lelah dan rela meninggalkan perusahaan sampai berbulan-bulan demi ikut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan.
Dia bahkan baru satu minggu kembali dari Palu untuk membantu korban gempa dan tsunami.
Diakui, Yosep, Syahrul Anto meminta dia menjemputnya di Bandara Halim Perdanakusuma dua hari lalu untuk bisa ikut membantu mengevakuasi korban Lion Air
"Pinjem Alat selam ku, minta diantar ke posko evakuasi JT610 di priok...," tulis akun ini.
Diakuinya, Syahrul Anto adalah senior yang sudah seperti saudaranya. Dia sangat humble dan baik hati.
"Sempat terlibat bisnis bareng kecil2an...
Seringkali antar jemput kalo silaturahmi ke Makassar...
...rindu gelak tawa dan kebaikan2nya....
Selamat Jalan..
"Ayah anto, Om anto, ayah haji"
(Begitu teman2 divers memanggilnya....)
Syachrul Anto
Semoga Om menghadap sang Khalik dgn Khusnul khotimah.....
.......Semua kita berasal dari Allah dan kita semua akan kembali ke hadapan Nya.....
Selamat Jalan...
Pahlawan kemanusiaan.....,' tulisnya.
Melansir Kompas.com, Leader Indonesia Rescue Diver Team, Bayu Wardoyo membenarkan kabar meninggalnya seorang penyelam saat proses evakuasi korban pesawat Lion Air JT 610.
Syahrul Anto dibawa sekitar pukul 21.30 WIB ke Dermaga JICT 1 menggunakan kapal Pertamina Victory karena kapal itu memiliki fasilitas lengkap.
Kemudian, dari dermaga korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja.
Syahrul Anto dinyatakan meninggal dunia setelah sempat tak sadarkan diri.
Bayu Wardoyo menambahkan, Syahrul Anto merupakan penyelam sipil yang berada di bawah Basarnas.
"Kita bukan orang yang mengajukan diri, kita di bawah koordinasi Basarnas. Jadi, yang mengurus semuanya ini Basarnas. Dari dibawa ke RS Koja sampai ke kampung halamannya, dimakamkan juga pakai cara Basarnas," ujar Bayu Wardoyo seperti dikutip dari Kompas.com.
Kini, Jenazah anggota Diver Rescue Syahrul Anto (48) tiba di rumah duka Jalan Bendul Merisi Gang VIII no 41 Surabaya, Sabtu (3/11/2018).
Syahrul Anto gugur dalam tugas penyelamatan evakuasi Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10/2018).
Jenazah almarhum diterbangkan sekitar pukul 05.00 WIB dari Jakarta dan tiba di rumah duka tiga jam kemudian.
"Tadi tiba jam 08.00 wib," kata kakak ipar korban, Ibnu Abdillah di rumah duka, Sabtu (3/11/2018). (*)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kisah Syahrul Anto Penyelam yang Tewas, Tinggalkan Kantor Berbulan-bulan demi Misi Kemanusiaan,
Post a Comment for "Kisah Syahrul Anto Penyelam yang Tewas, Sosok Yang Baik Tinggalkan Kantor Berbulan-bulan demi Misi Kemanusiaan"