Analisis Kriminolog soal Kasus Sekeluarga Tewas Tertembak di Kepala
Beritaterheboh.com - Empat orang dalam satu keluarga di Palembang ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala. Penyebab tewasnya keluarga tersebut masih diselidiki polisi, namun diduga bunuh diri.
Krimonolog Universitas Indonesia Iqrak Sulhin memaparkan sejumlah analisis mengenai kejadian tersebut. Iqrak memulai analisisnya dengan secarik kertas yang ditemukan polisi di lokasi kejadian.
"Kalau secara sosiologis kemungkinannya tentu berkaitan situasi tertentu yang dia hadapi, dan kemudian dia terjemahkan sebagai beban yang tidak bisa dia tanggung," kata Iqrak saat berbincang dengan detikcom, Rabu (24/10/2018) malam.
Baca juga: Cerita Ngeri Sekeluarga Tewas Tertembak di Kepala
Mereka satu keluarga yang ditemukan tewas adalah Fransiscus Xaverius Ong (47), Margareta (45), Rafel (18), dan Ketty (11). Polisi sementara menduga keluarga itu tewas karena bunuh diri.
Jika benar bunuh diri, Iqrak menduga ada keterkaitan erat dengan beban yang ditanggung oleh Fransiscus selaku kepala keluarga. Menurut Iqrak, Fransiscus bisa jadi tak mampu menerjemahkan secara baik persoalan yang dihadapinya kepada orang lain.
Namun, sambung Iqrak, polisi perlu memastikan jika benar bunuh diri, apakah bunuh diri tersebut merupakan kesepakatan bersama atau keinginan pribadi Fransiscus. Menurut Iqrak, terbuka kemungkinan ada anggota keluarga yang menolak ajakan bunuh diri itu.
"Mungkin yang perlu dicari tahu, yang perlu didalami sebenarnya adalah apakah ada indikasi itu kesepakatan bersama atau justru keinginan individual. Kemudian katakanlah bisa jadi yang megang (senjata) itu yang terakhir, jadi yang perlu didalami apakah unsur.. karena beban ini ditanggung oleh ayahnya jadi tidak otomatis beban itu juga, tidak otomatis ditanggung oleh istri dan kedua anaknya," tuturnya.
"Artinya bisa saja ada semacam penolakan, apakah ini memang volunteer atau memang sepakat seluruhnya atau yang megang senjata itu melakukan.. saya nggak tahu, ini yang perlu didalami oleh polisi, apakah ditembak terlebih dahulu kemudian dia melakukan terakhir atau memang itu kesepakatan karena kalau dilihat dari usia," sambungnya.
Baca juga: 1 Keluarga Tewas Tertembak di Sumsel, Polisi Duga Bunuh Diri
Iqrak mengatakan kasus bunuh diri satu keluarga tentu bukan pertama kali terjadi. Dia membeberkan dua pola bunuh diri dalam keluarga yang pernah ditemukan.
"Biasanya kalau yang melakukan bunuh diri perempuan, si istri misalnya, itu biasanya si suami tidak ikut serta dalam rencana itu. Artinya biasanya yang meninggal istri dan anak-anak dan biasa anak-anak itu masih kecil. Kemudian kalau yang 'ide' itu laki-laki, biasanya yang istri dan anak-anak itu ikut, perbedaan di situ," bebernya.
Atas dasar itu, lanjut Iqrak, polisi perlu mendalami urutan orang yang pertama kali meninggal dunia dalam kejadian tersebut. Urutan itu, sambung Iqrak, akan menuntun polisi untuk mengungkap motif dan penyebab bunuh diri.
"Yang perlu dicermati oleh polisi adalah forensik, bisa memeriksa urutan kematian. Jadi kalau dari ini kan katanya anjingnya kan duluan, saya kira polisi harus mencermati urutan," papar Iqrak.
"Kemudian apakah ada indikasi penolakan atau perlawanan dari anak-anak misalnya dan kalau dilihat, didalami dari perilaku anak-anaknya selama ini misalnya dari komunikasi, dari SMS, dari sosial media, mereka sebenarnya tidak ada masalah sama sekali maka bisa saja, ya istilahnya.. memang gini ya mereka tidak ingin dari anak tapi dilakukan tapi kalau dilihat dari urutan mungkin tidak ingin tapi terjadi," lanjutnya.
Terakhir, Iqrak menyampaikan tiga tipe bunuh diri yakni, altrusitik, egoistik dan anomi. Iqrak memandang fenomena bunuh diri di Palembang ini masuk dalam kategori egoistik.
"Kalau dalam tiga hal itu mungkin saja diduga egoistik, dalam artian si pelaku bunuh diri murni menerjemahkan segala sesuatu berdasarkan pikirannya saja padahal kan belum tentu mungkin problem ini yang bisa dibicarkan dengan orang lain, solusinya bisa dicari dan ketika didiskusian dengan yang lain," bebernya.
Sebagaimana diketahui, warga di Jalan Said Toyib, Kompleks Villa Kebun Sirih, Palembang, mendadak heboh setelah adanya penemuan satu keluarga yang tewas. Korban yang berjumlah empat orang ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.
Korban ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala sekitar pukul 07.00 WIB, Rabu (24/10). Saat itu pembantunya berencana membangunkan salah satu korban untuk berangkat sekolah.(detik.com)
Post a Comment for "Analisis Kriminolog soal Kasus Sekeluarga Tewas Tertembak di Kepala"