Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Selain Jatuhkan Sanksi ke Iran, Amerika Dibawah Kepemimpinan Donald Trump Juga Jatuhkan Sanksi Ke Indonesia, Ini Penyebabnya

Beritaterheboh.com - Amerika Serikat pada Senin, 6 Agustus 2018, meminta kepada Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO agar mengizinkan negara itu menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.

Permintaan tersebut dikeluarkan Washington setelah Amerika memenangi sebuah sengketa dagang yang disebut negara itu telah merugikan sektor bisnisnya hingga US$ 350 juta atau setara Rp 5 triliun.

Dikutip dari Reuters pada Selasa, 7 Agustus 2018, Amerika Serikat dan Selandia Baru memenangi putusan WTO pada 2017 untuk melawan aturan dari Indonesia yang melarang impor makanan, juga produk tanaman dan hewan, di antaranya apel, anggur, kentang, bawang, bunga, jus, buah-buah kering, hewan ternak, ayam, dan daging sapi. Atas putusan WTO itu, Indonesia mengajukan banding tapi kalah.


 Dalam permintaannya kepada WTO, Amerika Serikat mengatakan Indonesia tidak mematuhi putusan sebelumnya, sehingga Washington mengupayakan sanksi tahunan untuk mengompensasi kerugian yang ditimbulkan terhadap kepentingan-kepentingan Amerika Serikat.

"Berdasarkan analisis data sebelumnya terhadap produk-produk tertentu, pada level ini untuk sementara waktu kerugian diperkirakan US$ 350 juta. Amerika Serikat akan memperbarui angka ini secara tahunan menyusul ekonomi Indonesia yang semakin meluas," demikian bunyi permintaan Amerika Serikat.

Upaya mencari kompensasi membutuhkan waktu bertahun-tahun dan Indonesia cenderung menentang segala klaim serta setiap potensi sanksi.

Belum ada sinyalemen secara langsung kalau Selandia Baru akan mengajukan permintaan serupa ke WTO, di mana pada 2017 Indonesia telah menerbitkan larangan impor hingga merugikan sektor daging sapi Selandia Baru hingga NZ$ 1 miliar.


Trump ancam negara-negara mitra dagang Iran

Presiden AS Donald Trump melontarkan peringatan keras kepada siapa pun yang melakukan perdagangan dengan Iran, menyusul pemberlakuan kembali sanksi terhadap negara tersebut.

"Siapa pun yang melakukan bisnis dengan Iran TIDAK akan melakukan bisnis dengan Amerika Serikat," kata sang presiden.

Sejumlah sanksi kembali berlaku semalam, dan yang lebih keras berkaitan dengan ekspor minyak akan mulai berlaku pada bulan November.

Presiden Iran mengatakan tindakan itu sekadar "perang psikologis" AS yang bertujuan untuk "menyemai perpecahan di antara orang Iran".

Pemberlakuan kembali sanksi itu terjadi menyusul penarikan diri AS dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, awal tahun ini.

Kesepakatan yang digodok selama masa kepresidenan Barack Obama, membuat Iran membatasi kegiatan nuklirnya yang kontroversial sebagai imbalan pelonggaran sanksi.

Trump menyebut kesepakatan itu hanya 'menguntungkan sepihak' , yang merupakan 'bencana' dan 'kesepakatan terburuk yang pernah saya lihat.' Menurutnya, tekanan ekonomi baru akan memaksa Iran untuk menyetujui kesepakatan lebih luas.

Uni Eropa, yang tetap berkomitmen pada perjanjian awal. telah lantang menentang langkah AS. Mereka bertekad untuk melindungi perusahaan-perusahaan yang melakukan "bisnis yang sah" dengan Iran.

sumber: tempo.co/BBC

Post a Comment for "Selain Jatuhkan Sanksi ke Iran, Amerika Dibawah Kepemimpinan Donald Trump Juga Jatuhkan Sanksi Ke Indonesia, Ini Penyebabnya"