Rebutan Munajat di Taman Surga "Raudhah" Masjid Nabawi
Munajat di Roudhah Masjid Nabawi/Doc Pribadi |
Semua jamaah Umroh/Haji termasuk juga para mukimin Madinah berharap bisa menginjakkan kakinya di taman surga " Raudhah" Masjid Nababi Madinatul Munawaroh. Mereka ingin bermunajat ditempat tersebut sedikit lama, namun karena tempatnya sangat terbatas, sehingga harus bergiliran didalam bermunajat.
Setiap waktu tidak pernah sepi dari jamaah seluruh dunia, mereka ingin berdoa setelah melakukan sholat sunnah dua rokaat seraya memanjatkan doa sesuai hajatnya.
Kenapa semua yang ingin berdoa atau bermunajat di Raudhah ini, yang dimaksud di sini tentu adalah area antara rumah dengan mimbar Nabi sebagaimana hadis shahih Riwayat Bukhari "maa baina baitii wa minbarii raudhoh min riyaadhil jannah, wa minbari 'alaa haudhii" (antara rumahku dan mimbarku adalah raudhoh (yaitu) taman dari surga, dan mimbarku di atas kolam).
Status "taman surga" inilah yang memotivasi jamaah untuk berburu tempat di depan kiri Masjid Nabawi ini, untuk Shalat dan berdoa.
Di dalam Raudhah terdapat enam tiang bersejarah, yaitu "Tiang Utusan" yang digunakan Nabi dahulu sebagai tempat menerima utusan yang datang. "Tiang Pengawal" tempat berdirinya para pengawal Nabi. "Tiang Tempat Tidur" yang merupakan tempat Nabi tidur selama i'tikaf.
"Tiang Abu Lubabah" yaitu tiang tempat Abu Lubabah mengikatkan diri karena menyesal telah membocorkan rahasia kepada orang yahudi. "Tiang Aisyah" yang diyakini ditunjuk Aisyah sebagai tempat Rosulullah mengimami shalat berjamaah.
"Tiang Mukholaqah" tempat bersandar Nabi ke batang pohon kurma saat khutbah jum'at. Di samping itu di Raudhoh ada juga "Mihrab Nabi". Adapun Rumah Nabi berdampingan dengan Masjid. Kini rumah ini menjadi makam Rasulullah SAW beserta dua shahabatnya Abubakar Shiddiq dan Umar Ibnul Khattab.
Belakang mimbar Roudhah-Doc Pribadi |
Namun fakta yang terjadi tempat antara "rumah" dan "mimbar" ini telah menjadi "rebutan jama'ah" yang fenomenal. Rumah adalah tempat bernaung dan beristirahat. Tempat elemen keluarga membina harmoni berumah tangga. Suami dan istri saling mencintai dan menyayangi sambil membesarkan putera dan puteri buah hati keduanya.
Sementara Mimbar adalah arena perjuangan. Dari mimbar diserukan ajakan untuk beriman kepada Allah, beribadah dengan tekun, dan berjuang memuliakan agama Allah.
Dari mimbar Nabi membangun negeri agar warganya sejahtera dan berkah dalam limpahan rahmah dari Allah. Mencegah perilaku rendah dan nista yang menyebabkan mereka menerima murka dan adzab. Mimbar adalah tempat untuk melakukan perjuangan da'wah. Antara "rumah" dan "mimbar" ada "taman surga".
Semangat jamaah untuk shalat dan berdo'a di Raudhoh memang hal yang bagus dan wajar, asal saja mereka tidak saling menyakiti.
Areanya terbatas. Kunci keberhasilan ibadah dan kabulnya doa bukan semata ditentukan oleh tempat tertentu seperti Raudhah, akan tetapi di bagian manapun dari Masjid Nabawi kita beribadah, insya Allah menjadi tempat yang baik dan makbul do'a. Syaratnya kita beribadah atau berdoa dengan tatacara yang benar dan dengan kekhusyuan yang tinggi.
Semoga hajat atau keinginan mereka yang dipanjatkan di taman surga ini menjadi bukti baginya untuk nantinya beramaliyah dan beribadah selama di alam dunia ini.
(KH. Bahrul Ulum)
Post a Comment for "Rebutan Munajat di Taman Surga "Raudhah" Masjid Nabawi"