Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenali Hoax Di Media Sosial

Hoax atau berita palsu dalam beberapa tahun belakangan ini menjadi trending khususnya di dunia maya. Banyak berseliweran di beranda Facebook atau Twitter akun-akun yang mengabarkan berita bohong ini. Hoax alan berdampak pada pembodohan publik serta bisa jadi mengguncang kestabilan suatu wilayah atau negara. Sayangnya masyarakat Indonesia masih belum terlalu memahami apa saja berita yang mungkin dianggap sebagai hoax dan dengan mudah mempercayainya. Sebagai generasi millenial sudah seharusnya kita yang masih muda ini lebih cerdas melihat sebuah berita apakah ada unsur hoax di dalamnya. Berikut ini adalah cara mengenali hoax di media sosial.


1. Judul Yang Menyesatkan

Berita hoax biasanya memakai judul yang terdengar bombastis. Dengan judul yang menyesatkan diharapkan akan banyak orang yang melakukan klik terhadap link yang dibagikan tersebut. Jika melihat berita semacam ini ya jangan langsung di klik karena dikhawatirkan berita hoax ini dikaitkan dengan unsur SARA. Kalau sudah begini, berita hoax bisa memecah belah masyarakat di suatu negara.

2. To Good To Be True

Biasanya berita hoax mengandung unsur yang terlalu sulit dipercaya untuk menjadi nyata. Apalagi yang behubungan dengan uang atau bisnis harus lebih hati-hati.

3. Mengandung Unsur Kebencian

Mungkin kita masih ingat di tahun 2016 lalu pada saat masa Pilkada DKI Jakarta banyak sekali hoax yang beredar di dunia maya yang isinya mengandung ujaran kebencian. Hujatan dan cacian kepada kepala negara, tokoh ulama, partai tertentu dengan mudah kita temukan dalam bentuk judul berita atau meme. Biasanya memang berita hoax ini dikaitkan dengan unsur SARA. Kalau sudah begini, berita hoax bisa memecah belah masyarakat di suatu negara.

4. Bukan Berasal Dari Media Mainstream 

Cara mengenali berita hoax selanjutnya adalah memastikan sumber beritanya. Ciri berita hoax selanjutnya adalah sumbernya bukan berasal dari media mainstream. Maksudnya berita bukan dari media yang sehari-hari kuta kenal misalnya di detik, okezone, netronews dll. Tapi sekarang sih karena banyak media yang juga jadi corong partai kadang agak susah juga membedakan mana yang murni produk jurnalistik atau yang ada unsur kampanye hitamnya? Ya pintar-pintar si pembaca saja untuk membedakannya.
5. Ada Motivasi Oleh Penyebarnya
Berita hoax sebenarnya disebarluaskan oleh buzzer yang dibayar. Misalnya untuk mencoreng nama baik seseorang, maka lawannya akan memesan kepada si lenyebar hoax untuk disebarluaskan di dunia maya. Harapannya adalah opini sesat yang diviralkan akan dipercayai menjadi fakta. Opini sesat yang diulang-ulang akan dipercayai menjadi sebuah kebenaran, dan yang meraih untung adalah si pemesan serta si penyebar berita hoax.
Baca Juga : Tips Membuat Artikel Kesehatan

Cara Mencegah
1. Mencari Media Mainstream Pembanding
Saat melihat berita atau link yang seperti ciri-ciri di atas,janganlah langsung dipercayai. Carilah media mainstream pembanding terkait berita tersebut. Jika tidak dapat menemukannya, hampir dapat dipastikan berita itu adalah hoax. Karena, berita yang heboh dan viral pasti juga akan dimuat di media-media terkenal.
2. Melaporkan Kepada Kemenkominfo
Jika menemukan berita yang diindikasikan mengandung hoax, laporkan kepada pemerintah. Dlam hal ini adalah kementerian komunikasi dan informasi. Caranya bisa dengan mengirimkan email atau mention akun jejaring sosial kemenkominfo dan kalau perlu mention akun kepolisian negara Republik Indonesia.
3. Jangan Share !
Meskipun kamu belum tahu berita tersebut palsu, jangan langsung share. Mengeshare berita hoax akan membuat semakin banyak orang terpapar berita dan makin banyak orang terpapar dan mempercayainya. Ingat bahaya berita hoax dapat mengganggu kestabilan suatu negara dan menimbulkan perpecahan.
Itulah tadi beberapa ulasan seputar mengenali hoax di media sosial. Sebagai generasi muda millenial yang punya akses informasi tak terbatas lewat internet, sudah seharusnya kita lebih cerdas daripada generasi dahulu dalam memilih berita.


Post a Comment for "Mengenali Hoax Di Media Sosial"