Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makalah Penyakit Ikan dan Udang " Penyakit Velvet (Oodiniasis)"


Penyakit Velvet (Oodiniasis) Gb.antaranews.com

PENDAHULUAN



Penyakit Velvet (Oodiniasis) : Parasit adalah organisme yang hidup menumpang pada permukaan atau dalam tubuh organisme lain (inang/host) dan bersifat merugikan terhadap inangnya. Berdasarkan organ tubuh yang terinfeksi, parasit dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu ektoparasit dan endoparasit. Parasit yang menyebabkan penyakit pada ikan sangat bervariasi pada ukuran, jenis dan keadaan jenis ikan tersebut. Namun beberapa jenis parasit mempunyai inang yang spesifik bisa menginfeksi satu atau beberapa jenis inangnya.

Kelompok parasit ektoparasit adalah parasit yang hidup pada organ bagian luar organisme yang ditumpanginya. Organ luar yang sering terinfeksi adalah sirip, insang dan kulit. Insang yang terinfeksi biasanya berwama pucat dan produksi lendimya berlebihan. Insang merupakan organ penting yang sangat dibutuhkan oleh organisme perairan sebab insang mempakan organ primer untuk pertukaran gas-gas juga berperan dalam proses osmoregulasi. Hal ini sesuai dengan pemyataan bahwa insang pada organisme perairan sangat dibutuhkan dalam mempertahankan kondisi tubuh dengan lingkungan agar tetap seimbang untuk mempertahankan diri dari lingkungan. 

Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh inangnya. Berdasarkan habitat parasit dalam tubuh inang maka analisis endoparasit dapat dilakukan melalui feses. Feses dapat digunakan untuk mengetahui parasit yang hidup di saluran pencemaan. Endoparasit dalam tubuh inang mungkin terdapat dalam sistem tubuh inang yaitu sistem pencemaan, sistem sirkulasi dan sistem respirasi. Dalam sistem pencemaan, parasit dapat dijumpai dalam saluran dan dinding saluran pencemaan, yaitu duodenum, ileum,yeyunum, sekum, kolon dan rektum. 

Jenis-jenis ektoparasit pada ikan salah satunya adalah protozoa.

Protozoa merupakan hewan uniseiuier yang hidup soh'ter atau berkoloni, diperkirakan 50.000 spesies protozoa yang sudah teridentifikasi. Habitat protozoa adalah air laut, payau, air tawar, daratan yang iembab dan pasir kering. Sebagian besar protozoa hidup bebas dan menjadi makanan organisme yang lebih besar. Beberapa protozoa hidup sebagai parasit pada ikan, salah satunya adalah penyebab penyakit Velvet (Oodiniasis) yaitu Oodinium pillularis.


PENYAKIT VELVET (OODINIASIS)

Klasifikasi Parasit
SubKingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Class : Dinophyceae
Ordo : Blastodiniales
Family : Oodiniaceae
Genus : Oodinium
Spesies : Oodinium pillularis

Nama Penyakit 

Penyakit Velvet (Oodiniasis)

Inang 

Ikan air tawar, misalnya : ikan Mujair, Mas, dan Belanak.

Morfologi 

Oodinium pillularis tubuhnya berukuran di bawah 150 mikro meter. Fase parasitik berbentuk seperti buah pir, diselaputi membran dan apendik menyerupai rizoid sebagai alat penempel pada ikan. Lamanya face ini tergantung pada suhu air, pada suhu 25 derajat celcius selama ± 6 hari akan mencapai dewasa. Berbentuk bulat saat dewasa. 

   

Siklus Hidup

Setelah menyerap nutrisi, trophont terlepas dari jaringan inang, melepaskan stomopode dan rhizoidnya membentuk tomon. Pembelahan yang terjadi pada cysta tomon menghasilkan gymnospore yang jumlahnya bisa mencapai 256. Gymnospore memiliki panjang 8-13.5 µm dan lebar 10 – 12.5 µm. Gymnospore memiliki flagella dan merupakan fase berenang aktif dari oodinium pillularis. Setelah mencapai inang akan berubah menjadi fase trophont. Siklus hidup parasit ini mirip dengan Amyloodinium, kecuali waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya 6 hari pada kondisi optimal.   

Gejala Klinis :

1) Ikan terlihat gelisah, tutup insang mengembang, sirip-sirip terlipat, dan cepat kurus. 
2) Tahapan lebih lanjut akan terlihat seperti memakai bedak atau bertaburan tepung sampai putih kekuningan seperti karat.
3) Tubuh diselimuti lendir dan pucat.
4) Ikan sering berdiam diri di permukaan air dan ekor menguncup.
5) Ikan sering melakukan gerakan mendadak, cepat dan tak seimbang "flashing" dan akan terlihat jelas pada saat pagi atau sore hari.
6) Menggosok-gosokkan tubuhnya di benda keras yang ada di sekitarnya, dan warna tubuh pucat.

Mekanisme Penyerangan

Oodinium pillularis akan mencari ikan sebagai inang dengan segera, karena parasit ini akan mati dalam waktu 24 jam jika tidak menemukan inangnya. Oodinium pillularis akan menempel pada ikan dengan menggunakan rizoid yang kemudian akan membentuk batang (kaki) penghisap yang masuk ke dalam kulit dan selaput lendir pada insang ikan. Batang (kaki) penghisap ini akan merusak sel-sel di sekitamya dan menghisap nutrisi pada daging ikan (inang) sebagai makanannya. Setelah dewasa, parasit melepaskan diri dari inang, berubah menjadi tomont dan membelah diri menjadi gymnospore. Gymnospore adalah stadia infektif yang berenang seperti spiral untuk mencari inang, apabila dalam
tempo 15-24 jam tidak menemukan inang, stadia tersebut akan mati.

Akibat pada Inang 

Parasit dapat menyebabkan morbidity dan mortality pada inang ikan air laut maupun ikan air payau. Infeksi berat dapat menyebabkan kematian dalam waktu setengah hari. Perubahan histopatogi yang tampak pada insang terinfeksi adalah terjadinya disintegrasi pada insang, hyperlasia epithel insang yang berat dan sel mukus berkurang atau tidak ada sama sekali. Efek pada inang kemungkinan diperparah oleh adanya toksin yang dapat dikeluarkan oleh golongan parasit ini.   
Penanggulangan :

1) Mempertahankan suhu agar selalu > 29 derajat celcius
2) Pemindahan populasi ikan yang terinfeksi parasit ke air yang bebas parasit sebanyak 2-3 kali dengan interval 2-3 hari.

3) Pengobatan dan/atau pemberantasan parasit, antara lain dapat dilakukan melalui perendaman dengan :

a) Air garam (1-10 promil, tergantung species dan ukuran ikan) selama beberapa jam, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2-3 hari.

b) Larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosis 150 ppm selama 30 menit, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2 hari.

c) Larutan kupri sulfat (CUSO4) pada dosis 0,5-1,0 ppm selama 5-7 hari dengan aerasi yang kuat, dan air harus diganti setiap hari.

d) Larutan formalin 25-50 ppm selama 12-24 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari. Methylene blue pada dosis 2 - 6 ppm selama 3 – 5 hari.

e) Larutan Acriflavin pada dosis 0,6 ppm selama 24 jam, dan diulang setiap dua hari sekali.


PENUTUP

SIMPULAN

Golongan parasit protozoa cukup besar jumlahnya serta memiliki karakterisitik biologi dan morfologi masing-masing. Protozoa merupakan hewan uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni. Penyakit velvet adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu parasit protozoa yaitu Oodinium pillularis. Penyakit ini menyerang ikan-ikan di perairan tawar dengar ciri utama adanya serbuk putih seperti tepung sampai warna hampir keemasan pada tubuh ikan. Parasit ini termasuk dalam kelompok ektoparasit.



DAFTAR PUSTAKA

Brown HW. 1979. Dasar-dasar Parasitologi Klinis. Rukmono, Probadi W, editor.

Eva.G. 2007. Ectoparasites and Endoparasites among Oreochormis Niloticus (tilapia). Liceo Journal of Higher Education Research.

Handajani, H. 2005. Parasit dan Penyakit Ikan. Universitas Muhammadiyah. Malang.

http://sukseszona.blogspot.com/2013/12/patogen-pada-ikan.html

http://hobiikan.blogspot.com/2010/11/penyakit-ikan-oodiniasis.html

Post a Comment for "Makalah Penyakit Ikan dan Udang " Penyakit Velvet (Oodiniasis)""