Permudah Suksesmu dengan Kebiasaan Bertindak
Artikel ini ditulis karena terinspirasi dari mertua sendiri. Anda bayangkan ketika kebanyakan orang berdiam diri dibulan Ramadhan ini, namun beliau tetap bekerja keras seperti biasanya tanpa dikurangi sedikitpun dari bulan-bulan biasanya. Meski tak harus makan dan minum namun beliau tetap semangat mencangkul, memikul dan berbagai pekerjaan yang biasa dilakukan petani lainnya. Bagi para petani umumnya ada 2 pilihan saat bulan puasa ini, yaitu berhenti bekerja atau tidak puasa agar bisa bekerja. Hanya beberapa orang saja yang bisa melakukan keduanya sekaligus, dan semoga kita termasuk didalamnya.
Tentu masing-masing pilihan mengandung akibat buat yang memilihnya, baik untuk dunia apalagi akhiratnya. Jika kita hanya memilih bekerja lalu tidak berpuasa, Rezeki yang tidak barokah kita dapatkan untuk mencukupi kebutuhan Dunia kita, namun tumpukan hutang puasa kita bertumpuk hingga akhirnya bisa menyeret kita ke neraka-Nya.
Sementara jika kita memilih puasa namun meninggalkan pekerjaan kita, maka kebutuhan kita dan keluarga takan terpenuhi, dan tentu inipun adalah dosa.
Puasa seharusnya menambah semangat kita beribadah, termasuk nilai ibadah dalam bekerja. Semoga dengan kita tetap giat bekerja dibulan puasa, dapat menjadi dakwah untuk para petani lain. Kita buktikan bahwa dengan puasa, penghasilan kita tidak berkurang , daya juang dan hasilpun harus bertambah. Hingga akhirnya yang lain mau meniru kita. Insya Allah… aaamiin.
Dalam pelajaran Fisika SMP atau SMA ada suatu hukum yang dikenal dengan hukum kelambanan, yaitu Hukum Newton I. Kurang lebih hukum itu berisi :
“Sebuah benda yang diam cendrung untuk terus diam. Sebaliknya, sebuah benda yang bergerak cendrung terus bergerak. (Hukum Newton I).
Kawan, coba kita perhatikan orang-orang yang ada disekitar kita . Diwaktu yang sama ada orang yang begitu produktif, banyak waktu yang ia kerjakan dalam waktu yang relative singkat. Nampaknya tidak ada sedikitpun yang sia-sia, Aktifitasnya adalah produktifitasnya sendiri. Dimulai dari membaca buku, kuliah, mengajar, berolahraga, berkarya, bahkan sampai merintis bisnis. Namun dalam waktu yang sama yaitu 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu, ada pula orang yang kebalikan dari orang yang pertama tadi. Bingung mencari pekerjaan yang belum didapatkan, menghabiskan waktunya hanya didepan computer,dan hp untuk bermain game, atau bahkan hanya duduk manis di depan Tv menonton acara yang tidak layak ditonton.
Oleh karena itu jangan pernah iri dengan kesuksesan, atau bahkan harta melimpah yang dimiliki orang lain kawan. Yang harus kita pelajari adalah bagaimana aktivitas dia. Jika hampir dari 24 jamnya ia lakukan untuk bekerja dan berkarya sementara kamu untuk bermain atau hanya untuk bermanja-manjaan dengan fasilitas dari orangtua ya kamu harus mau merubah itu. Jadikan setiap kesuksesan yang telah diraih oleh orang lain sebagai motivasi, dan yang tidak kalah penting kita mencari tahu apa yang telah ia lakukan untuk meraihnya. Pasti ada kerja keras dan semangat didalamnya, nah tugas kita minimal meniru itu.
Mengingat kembali Hukum Newton I sepertinya penting sekali untuk kita untuk mentafakurinya bahwa teorinya, saat kita berdiam diri maka, akan sulit rasanya memulai sebuah aktivitas yang bermanfaat. Misalnya untuk membaca Al-Qur’an, Sholat Dhuha, bahkan sampai memulai usaha kecil-kecilan dengan modal yang ada. Seakan ada belenggu yang kuat menahan kita untuk beraktivitas, atau mungkin hadir lintasan pikiran “Ah… nanti sajalah, kan masih ada waktu”. “atau bahkan “ah.. nanti sajalah ada orangtua ini “ Astaghfirullah al’adzim…
Penyakit ini perlu diwaspadai , bahkan orang yang berpuasa cendrung mengalami penyakit ini. Bukannya semakin semangat melakukan berbagai aktivitas manfaat, namun ibadah justru dijadikan alasan. Penyakit ini dapat dilihat dari bebrapa gejala yang Nampak seperti, terlalu banyak tidur, boros yang tidak perlu, memperturutkan hawa nafsu, tidur tidak teratur, mengaggap sepele tugas, sampai melupakan amanah dan tangggung jawab.
Jika hal ini sedang kawan-kawan alami berhati-hatilah! Karena dalam jangka waktu yang lama jika kebiasaan ini dinikmati maka akan membentuk karakter buruk kita, setelah mengkarakter tentu akan sangat menentukan nasib kita. Kalau saya boleh berpendapat hampir 100% kesuksesan itu ditentukan oleh karakter kita, termasuk karakter kita dalam beribadah kepada-nya.
Untuk mengatasi ini, coba kawan-kawan bersilaturahmi kesahabat-sahabat yang menginspirasi, yang usahanya luar biasa, atau mintalah nasihat ustadz untuk mengatasi penyakit ini.
Selain itu baca pula buku dan tonton film yang menginspirasi, Insya Allah jiwamu akan sadar dan terbangun karenanya.
Jika faktor kemalasan dan ketidak sanggupan kita untuk berubah tersebut adalah lingkungan yang tidak kondusif dan teman yang tidak produktif. Mulailah merubah semuanya secara bertahap. Dimulai dari lingkungan yang mampu memacu semangat seperti warna cat, pencahayaan dinding kamar dan lainnya, atau carilah komunitas dimana orang-orang yang berkumpul disana adalah orang-orang yang semangat , produktif dan saling menasehati dalam kebaikan.
“Kelelahan kita adalah kumpulan-kumpulan energi untuk melintasi kekalahan berikutnya. Hingga kita tidak pernah lelah, bahkan lelah telah lelah mengejar kita” (Inspirasi dari seorang sahabat)
“Ada orang yang terus bekerja namun tidak ada sedikitpun yang ia dapatkan, ia berkata’LELAH’. Disaat yang sama, ada orang yang terus berkarya, banyak yang telah ia berikan untuk Allah, ia berkata ‘LILLAH’. (Inspirasi dari seorang trainer)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Al Insyirah : 5-8)
Dapatkan Kebiasaan Bertindak
Kawan-kawan pasti ingat bagaimana susahnya ketika waktu pertama kali kita belajar sepeda, bagaimana sakitnya kita terjatuh, atau gemetarnya kaki kita saat pertama kali sepedanya bisa berjalan.
Coba kawan-kawan bayangkan, seandainya kita dulu hanya melihat anak-anak lain yang belajar sepeda dan tidak mau belajar. Mungkin kita hanya bisa ikut teriak saat ia jatuh, atau senang dan merasa terhibur saat ia mulai bisa naik sepeda, untuk kemudian iri saat dia bisa bermain dan bersepeda dengan teman-temannya yang lain. Siapakah ya patut dipersalahkan ? Kita yang tidak mau bertindak untuk segera belajar dan berlatih? Ataukah kita akan menjadi manusia naïf, yang membenci kawan kita yang akhirnya pandai naik sepeda, bahkan ia sampai juara lomba balap sepeda?
Itu adalah gambaran pentingnya kita bertindak, agar kita tidak menyesal diakhirnya.
Jangan sampai karena kita tidak mau bertindak, akhirnya kita tertinggal jauh dengan mereka yang mau bertindak, yang mungkin mereka kita tertawakan saat jatuh bangun, namun akhirnya kita irikan saat ia meraih prestasi gemilang buah dari tindakannya yang continu dan pantang menyerah.
Pedagang besar , John Wanamaker, sering berkata,
“Tidak ada yang datang hanya dengan memikirkannya.”
Ingatlah ! Semuanya yang kita miliki di Dunia ini, dimulai dari satelit, pesawat, kapal laut, hingga susu formula pengganti ASI, hanyalah suatu gagasan yang dilaksanakan.
Sementara ketika kita mempelajari orang-orang, baik yang berhasil ataupun yang biasa-biasa saja, maka kita akan bisa membagi mereka dalam dua kelas.
Orang sukses yang aktif dan orang-orang biasa atau bahkan gagal yang pasif.
Orang sukses aktif adalah adalah pelaksana, ia mengambil tindakan, menyelesaikan segala sesuatunya, melaksanakan gagasan dan rencana.
Orang pasif adalah bukan pelaksana. Ia menunda segalanya hingga ia membuktikan bahwa ia tidak boleh atau tidak dapat melaksanakannya atau sudah terlalu terlambat.
Perbedaan keduanya sangat jelas…
Orang aktif merencanakan usaha, lalu ia segera membuka usaha yang direncanakan.
Orang pasif ia merencanakan usaha, tetapi ia menundanya hingga tahun depan atau tahun-tahun berikutnya.
Orang aktif menyelesaikan semua yang ingin ia selesaikan, dan sebagai konsekunensinya ia mendapatkan kepercayaan diri, perasaan aman dalam batin, dan penghasilan yang lebih besar.
Orang pasif tidak menyelesaikan segala sesuatu yang ia ingin selesaikan, karena ia tidak mau bertindak. Ia kehilangan kepercayaan diri, merusak keyakinannya dan hidup biasa-biasa saja.
Orang aktif berbuat , orang pasif akan berbuat tetapi tidak pernah berbuat.
Semua orang pasti ingin menjadi orang aktif yang dimaksud diatas,. Jadi, mari kita dapatkan kebiasaan bertindak. Banyak orang pasif yang dimaksud diatas menjadi demikian , karena mereka berkeras menunggu hingga segalanya 100% menguntungkan sebelum mereka mengambil tindakan. Kesempurnaan memang sangat diinginkan. Akan tetapi tidak ada buatan manusia, atau rancangan manusia yang benar-benar sempurna. Oleh karena itu menunggu agar kondisi yang sempurna tercapai sama juga dengan menunggu selamanya.
Berikut cara menumbuhkan kebiasaan bertindak menurut David J. Schwartz.
Kita harus mampu mempraktekan pokok-pokok kunci ini :
1. Jadilah “Aktivasionis” Jadilah orang yang berbuat. Jadilah pelaksana bukan sebaliknya.
2. Jangan menunggu hingga keadaannya sempurna karena itu tidak akan pernah terjadi. Harapkan penghalang dan kesulitan yang akan menghadang dan pecahkan semuanya ketika muncul.
3. Ingat, gagasan saja tidak akan memberikan keberhasilan. Gagasan mempunyai nilai hanya jika anda melaksanakannya.
4. Gunakan tindakan untuk menghilangkan ketakutan dan mendapatkan kepercayaan diri. Kerjakan apa yang anda takutkan dan ketakutanpun menghilang. Cobalah dan lihat hasilnya.
5. Mulai mesin mental anda secara mekanis. Jangan menunggu hingga jiwa anda menggerakan anda. Ambil tindakan, galilah, dan anda menggerakan jiwa anda.
6. Berpikirlah dalam pengertian sekarang.
Besok ,minggu depan, nanti dan kata-kata serupa kerap merupakan sinonim dari kata kegagalan, tidak pernah. Jadilah jenis orang yang “Saya memulai sekarang juga”.
Besok ,minggu depan, nanti dan kata-kata serupa kerap merupakan sinonim dari kata kegagalan, tidak pernah. Jadilah jenis orang yang “Saya memulai sekarang juga”.
7. Segeralah bertindak. Jangan membuang-buang waktu menyiapkan diri untuk bertindak. Mulailah bertindak.
8. Ambil inisiatif. Jadilah pelopor. Ambilah inisiatif dan laksanakan. Jadilah sukarelawan. Perhatikan bahwa anda mempunyai kemampuan dan ambisi untuk berbuat.
MASUKAN PERSENELING DAN MAJULAH !!!
Raih Kesuksesan Dengan Kerja Keras dan Ibadah
Sukses itu relative, hampir semua orang memiliki kriterianya sendiri-sendiri untuk menggambarkan apa itu kesuksesan. Ada yang menilai kesukesan dari karier yang baik, atau pekerjaan yang terpandang.
Bahkan tidak sedikit orang yang menilai kesuksesan itu dari banyaknya materi yang dimiliki. Orang-orang seperti ini akan mudah menyombongkan dirinya pada oranglain, bahkan mungkin melihat blog ini pun mencibirnya, karena bagi dia saya belum pantas mengatakan kata sukses.
Akhirnya saya halalkan diri saya untuk sombong terhadap orang-orang yang menyombongkan hartanya. Tapi semoga Allah menjaga kesombongan ini, hanya untuk menyombongkan kekuasaan-Nya.
Jika memang kesuksesan itu dari banyaknya harta yang dimiliki, kenapa banyak orang kaya raya yang frustasi lalu bunuh diri. Tidak percaya? Tanya mbah google.
Berbicara google, disanapun pasti banyak pengertian sukses, kawan-kawan bisa melihatnya sendiri disana.
Tapi bagi saya sukses itu bukan hanya sekedar harta yang dimiliki.
Sukses itu adalah ketika segala hal yang Allah amanatkan kepada kita bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemaslahatan orang banyak, Agama dan Negara. Dan kesuksesan terbesar yang ada di Dunia ini adalah Khusnul Khotimahnya diri saat dijemput malaikat maut. Sementara kesuskesan di Akhirat adalah ketika kita bisa berkumpul di Syurga-Nya bersama keluarga besar kita dan para Nabi dan Rasul-Nya.
Untuk mendapatkan kesuksesan apapun tentu kita harus sangat bekerja keras.
Agar mendapatkan banyak materi, sehingga lebih mudah beramal dan mengumpulkan banyak pahala. Begitu juga untuk kesuksesan Akhirat kita harus bekerja keras untuk memperbanyak ibadah kepada-Nya.
Semoga kita bisa meraih kesuksesan Dunia dan Akhirat …
Insya Allah… aaamiiin….
Salam Kepedulian . . .
DETATANG
KAMAL LARANGAN BREBES.
Kholid, S.2012. Jangan Kuliah ! Kalau Gak Sukses. Sumedang: Rumah Karya.
Schwartz,D. 2011. Berpikir dan Berjiwa Besar. Pamulang- Tangerang : Kharisma Publishing Group.
Post a Comment for "Permudah Suksesmu dengan Kebiasaan Bertindak"