Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kita Selalu Terjebak Keinginan Dunia



Sahabat saudaraku Fillah, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kita adalah mahluk yang tak bisa terlepas dari keinginan. Bahkan dalam ilmu Ekonomi yang sejak SMP kita sudah mengetahui bahwa keinginan manusia itu tidak ada batasnya, artinya setelah keinginan satu terpenuhi maka pasti akan muncul banyak keinginan dan kebutuhan-kebutuhan baru.
Contoh realnya pasti kita mengalami semua dalam hidup, ketika belum punya sepeda ingin sepeda, setelah itu muncul keinginan-keinginan baru , mulai dari motor bahkan sampai mobil. Keinginan manusia pasti akan selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman dan perkembangan dalam dirinya sendiri baik perkembangan kedewasaan maupun perkembangan tingkatan ekonominya.
Iklan


Keinginan Dunia Hanya Fatamorgana

Pasti semua kawan inspirasi-dttg.blogspot.com pernah membuktikan semua, ketika memiliki suatu keinginan tertentu, barang atau sesuatu yang diinginkan itu begitu sangat istimewa dalam pikiran dan angan kita. Seakan ia adalah sumber kebahagiaan bahkan kemewahan.
Namun demikian setelah barang itu kita miliki ternyata hanya biasa saja, ia hanya kelihatan sangat istimewa hanya ketika masih ada dalam hayalan keinginan kita. Saat ini kita yang tak memiliki kendaraan roda 4  misalnya, melihat rekan-rekan kita yang sudah memilikinya pasti merasa kendaraan jenis ini sangat luar biasa. Saat hujan mereka tidak merasakan hujan, bahkan tetap sejuk dalam berkendara meski cuaca begitu sangat panas. Kendaraan yang mereka miliki begitu sangat mewah, apalagi jika sekelas Alphard, Fortuner, dan Fazero Sport tentu dipikiran kita kendaraan itu sangat special dan sangat membanggakan. Jujur sayapun sangat menginginkannya, bukan hanya untuk mengikuti majunya zaman, atau agar anak istri kita tidak merasa tersisih :D, namun lebih dari itu  untuk kenyamanan hidup. Siapa sih yang tak ingin bepergian bersama keluarga dengan sangat nyaman, apalagi bisa pergi jalan-jalan bersama keluarga besar, indah sekali rasanya.
Mungkin apa yang saya pikirkan , tidak berbeda jauh dengan apa yang kawan-kawan pikirkan.
Namun jika kita sudah memilikinya pasti deh , barang tersebut terasa sangat biasa-biasa saja, bahkan mungkin tidak ada istimewanya sedikitpun. Coba saja kita tanyakan pada kawan-kawan kita yang sudah memilikinya.

Inilah bukti betapa keinginan dunia ini sangat bersifat menipu, sampai ia mampu membuat kita lupa dzikir. Dalam sholat kita tidak bisa khusyu karena keinginan yang selalu membayangi pikiran setiap waktu. Yang lebih parah lagi, banyak soudara-soudara kita yang mengorbankan ibadahnya, tinggalkan sholat dan ibadah lainnya hanya demi mengejar keinginan yang belum tentu tercapai. Bekerja mati-matian , bahkan kadang tak peduli halal haram namun ternyata keinginan itu tak jua terpenuhi.
Yang lebih parah, tidak sedikit soudara-soudara kita yang berjuang mati-matian demi urusan dunia, namun sebelum diraih ia sudah dipanggil untuk kembali kepada-Nya. Bayangkan betapa ruginya ia, mengejar keinginan semu sampai melupakan menyiapkan bekal untuk sesuatu yang pasti menghampiri yaitu kematian dan alam-alam sesudahnya.

Keinginan Senjata Ampuh Kekufuran

Kawan betapa banyak manusia, bahkan mungkin kita semua termasuk didalamnya, terlalu memuja keinginan, melihat mereka yang memiliki kekayaan lebh banyak dari kita , hingga akhirnya menjauhkan hati kita untuk syukur. Kita terlalu sibuk membandingkan kekayaan-kekayaan yang hanya amanat ini dengan kekayaan-kekayaan orang lain yang sangat jauh lebih besar dari apa yang kita miliki.
Jangan sampai kawan, keinginan dunia membuat kita lupa caranya bersyukur hingga akhirnya kita tersiksa dikubur kelak. Seharusnya kita senantiasa mengingat sabda nabi, yang mengajarkan kita untuk senantiasa melihat kebawah akan urusan dunia , namun senantiasa melihat keatas akan urusan akhirat.
Betapa banyak mereka yang amalnya sangat luar         biasa, ibadahnya sangat luar biasa, bahkan kemanfaatannya sangat luar biasa pula. Namun kita…… kita jarang khusyu dalam ibadah, kita jarang rela berbagi rizki untuk sesama atau bahkan untuk membangun kemaslahatan umat, hingga akhirnya kita tak punya tabungan untuk alam akhirat. Padahal sudah jelas kita tahu, bahwa harta yang akan benar-benar kita nikmati dan miliki adalah justru harta yang kita keluarkan dijalan Illahi.
Kita lupa melihat mereka yang dibawah, terus sibuk memikirkan harta titipan sahabat-sahabat kita yang berlimpah. Sampai akhirnya kita lupa betapa banyak rizki yang sudah Allah berikan dan sangat membahagiakan.
Kenapa kita harus melupakan apa yang kita miliki hanya demi keinginan yang belum pasti terpenuhi, kawan….
Tangan ini lengkap betapa banyak mereka yang cacat, betapa banyak mereka yang tak mampu melihat, betapa banyak mereka yang tak bisa bicara bahkan tak mampu mendengar.
Raga dan pikiran ini sehat, padahal jika kita mau berkunjung ke Rumah sakit, betapa banyak akan mudah kita temui soudara-soudara kita yang sedang menahan sakitnya.
Jika kita mau berkunjung kepenjara, kita akan sadar betapa beruntungnya kita yang bisa hidup dalam kebebasan.
Jika kita mau berbagi dengan anak yatim di panti asuhan, kitapun akan menyadari betapa sangat luar biasa sayangnya Allah sama kita.
Kita tahu seperti apa orangtua kita, kita disayangi orangtua kita, kebutuhan kita selalu dipenuhi…
Kita bisa sekolah, bisa beli baju baru, bahkan kita bisa menikah dengan wali orangtua sendiri…
Jika kita mau membuka mata dan hati maka pasti kita akan sadar, betapa kita harus sangat bersyukur dan bahagia.
Sejak dalam kandungan Allah penuhi semua kebutuhan kita, bahkan dilahirkan keduniapun kita dalam keadaan sempurna. 5 jari berbeda yang tersusun dengan sangat indah membuat kita mudah bekerja dan berkarya. Oksigen ini selalu ia penuhi. Begitu sangat detailnya Allah berikan semua apa yang kita butuhkan untuk menjalani kehidupan.
Kulit kaki tak dibuatnya seperti kulit wajah, hingga akhirnya kita bisa berjalan , berlari, bahkan sampai membawa beban tanpa harus merasa sakit karena kulit kaki begitu kuat.
Bahkan dalam tidurpun , telinga kita yang berlubang tak dimasuki semut atau serangga lain, karena Allah siapkan lendir pahit hingga serangga tak mau masuk.
Begitu detailnya Allah penuhi semua kebutuhan kita , dimulai alam rahim hingga kini, Dia tak pernah berhenti memberi yang terbaik. Tak peduli betapa banyak dosa dan maskiyat yang telah kita lakukan… tak peduli betapa angkuh dan sombongnya kita yang seolah merasa hidup dengan sendirinya, hingga untuk sholatpun kita tak mau…
Kini setelah kita dewasa, tak jarang kita menggerutu. Tak jarang kita banyak menuntut. Tak jarang kita menyalahkan takdir-Nya. Kita seakan lupa kalau dari dulu Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk kita, Allah banyak memberi untuk kita sekalipun kita belum tahu apa yang kita butuhkan.


Rizki Itu Sesuai Kebutuhan


Terkadang rasanya aneh, kenapa teman sekolah kita, yang kita anggap biasa-biasa saja namun nasibnya lebih baik dari kita. Dari segi prestasi akademik dia jauh dari kita, kita selalu masuk pringkat 3 besar , namun  dia tak ada peringkatnya sama sekali. Setelah lulus sekolah , melamar kerja diperusahaan bonafit dengan gaji selangit tapi kenapa dia malah yang justru diterima…
Itu pernah saya alami sendiri kawan…. Hingga akhirnya tak jarang kita menggerutu dan mengaggap Allah tak adil. Kita tak pernah tahu rencana Allah , dan tak tahu pasti apa yang sebenarnya terbaik untuk kita, jadi tak sepantasnya kita langsung memfonis buruk takdir Allah untuk kita.
Jika gaji kita hanya sedikit, berarti memang sebesar itulah rizki yang kita butuhkan. Baik untuk mencukupi kebutuhan hidup ataupun untuk mempertahankan iman dan ketawadhuan.
Bisa jadi kita tak kuat jika diberi rizki berlimpah, hati akan sombong bahkan digunakan untuk kemaksiyatan. Namun kawan kita yang diberi pendapatan berlebih ternyata dia mampu menjaga amanat rizki itu, atau justru karena ternyata tanggungan dia sangat besar.
 Jika kita bekerja untuk diri sendiri, sekedar untuk membeli baju atau mencari pengalaman. Namun kawan kita tidak sedikit yang bekrja untuk mencukupi kebutuhan diri  dan keluarganya, menyekolahkan adik-adiknya, bahkan membiayai berobat orangtuanya.
Jangan pernah iri kawan, karena pasti Allah memberi rizki sesuai kebutuhan.
Tak jarang rizki yang sedikit justru tanda Allah sayang….
Seandinya tidak takut takabur, betapa ingin saya cerita berbagai pengalaman yang bisa membuktikan itu.
Namun iman ini belum kuat kawan. Ini ditulispun bukan hanya atas dasar berbagai, namun juga sebagai pengingat diri sendiri yang tak jarang melupakan berbagai nikmat-Nya hanya karena keinginan-keinginan dunia yang terus membayangi.


Jangan Penah Iri dengan Harta Orang Lain


Terkadang kita sering merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain tanpa mau mempelajari apa yang telah mereka lakukan untuk mereka meraih harta kekayaannya itu. Jika dengan perjuangan tanpa kenal lelah , bahkan dengan sebaik-baik do’a dan ibadah ia meraihnya maka tentu kita wajib menirunya.
Namun jika kekayaan yang ia raih dari hasil yang salah seperti riba, suap, korupsi dan lainnya tentu itu harus kita jauhi.
Betapa banyak harta kekayaan yang akhirnya justru membuat celaka pemiliknya , banyak sejarah yang membuktikan itu kawan…
Irilah pada mereka yang kaya raya dengan perantara kerja kerasnya, lalu kekayaan itu ia gunakan untuk semakin mudah beribadah dijalan-Nya.
Kekayaan itu ia jadikan jalan menuju hamba-Nya yang penuh kemanfaatan. Ada beberapa orang-orang yang saya kenal. Mulai dari yang luar biasa kekayaannya sampai yang biasa-biasa saja, mereka jadikan kekayaannya untuk membangun masjid, membantu fakir miskin, bahkan sampai membantu membuat fasilitas umum lainnya. Sungguh saya sangat iri kawan,,, bukan iri karena harta berlimpah yang mereka miliki, namun iri karena mereka mudah berguna dan mendapatkan banyak pahala.

Semoga Bisa sedikit Menginspirasi
Salam Kepedulian

DETATANG - KAMAL

Post a Comment for "Kita Selalu Terjebak Keinginan Dunia"