Indonesia Butuh Generasi Pembangun & Pencerah Jiwa
Guru adalah suatu pekerjaan yang sangat mulia, sebuah pemberian amanat yang sangat agung yang Allah berikan kepada siapa saja manusia yang dijulukinnya sebagai seorang guru.
Lahirnya pribadi-pribadi luar biasa, terciptanya tokoh-tokh besar yang mampu merubah dunia tentu tak bisa terlepas dari andil peran penting seorang guru. Bahkan adanya negeri ini, dimana sekarang merah putih berkibar diseluruh nusantara tanpa ada rasa takut, gagah berani menari-nari diudara melambangkan bebasnya ia berkibar dari bom-bom yang dulu berteberbangan di langit Indonesia, semua kebebasan dan kemerdekaan ini pasti tak lepas pula dari pengaruh besar guru-guru dikala itu.
Sahabat soudaraku fillah, ketika zaman telah begitu pesat melaju bak roket diantariksa. Seakan materi menjadi syarat utama untuk bisa terus berkarya mengabdi pada negeri dan Illahi Rabbi. Panji-panji perjuangan mulai ditinggalkan, darah-darah keikhlasan seakan langka didalam diri anak-anak negeri.
Semua berjuang, berkarya, bahkan mengajar dan mendidik tidak sedikit yang hanya bertujuan materi belaka.
Tak usah kau jadi guru kawan, fokus sajalah berdagang, fokus sajalah kepekerjaan yang lain, karena Agama dan Negeri tak butuh orang-orang yang berorientasi pada materi belaka. KAU AKAN MUDAH KAYA TANPA HARUS JADI GURU.
Saya pernah begitu teriris, ketika ada seorang PNS mencoba mengancam saya untuk kelak tidak bisa menjadi PNS, Ia sombongkan jaringannya, bahkan sombongkan status dan materinya. Sedih saya kala itu, BUKAN karena Hinaan ITU KAWAN….. Tapi betapa rendahnya ia menilai diriku hanya sebatas materi belaka. Jika orangtuaku tak menyuruhku diam, ingin rasanya kukatakan, siapa jaringan orang-orang besarmu, harta apa yang kau sombongkan dihadapanku.
DENGAR….. AKU SOMBONGKAN DIRIKU TERHADAP ORANG SEPERTIMU WALAU AKU HANYA PUNYA ALLAH DIDADAKU…
Aku bisa kaya dan sukses meski aku tidak bisa menjadi PNS Sekalipun selama keyakinan dan kebergantunganku kuat hanya pada Illahi Rabbi.
Siapa jaringanmu, mana orang-orang besar yang kau sombongkan itu, jika ia seorang mentri biarlah Allah yang langsung menggerakan hati presiden untuk membelaku… Tidak ada yang perlu kutakutkan apalagi ku khawatirkan selama keyakinanku masih penuh kepada Tuhanku.
Sahabatku …. Itu adalah gambaran kecil betapa sekarang segala sesuatu dinilai dengan materi. Kenapa ia sombongkan status PNS, karena ada materi didalamnya.
Padahal negeri ini tidak butuh pemikiran-pemikiran seperti itu, Bung Karno menjadi orang besar yang begitu berpengaruh bukan hanya di Indonesia tapi juga dunia, bukan karena beliu dididik oleh guru yang berambisi materi, tapi karena beliau dididik oleh guru-guru yang berorientasi pada pembangunan jiwa, intelektual, karakter, keihlasan, pengabdian, dan keimanan.
Mungkin kawan saya yang mengajar disamping kelas yang saya ajar agak bingung , kenapa setiap pagi kadang selain diawali dengan nyanyian pembangkit rasa nasionalisme yang tinggi, tak jarang saya ajak anak untuk baca shalawat, saya ajak anak untuk merenung akan kebesaran Allah, saya ajak anak untuk belajar sebentar tentang Agama meski saya bukan guru agama, bahkan tak jarang pula saya ajak anak menyanyi lagu bernuansa religi yang itu tidak ada dalam tuntutan kurikulum.
Inilah saya kawan, saya tidak mau membuang kesempatan emas ini, saya tidak mau Allah kasih jalan saya ibadah, kasih saya jalan membentuk generasi emas Islam tapi saya tidak memanfaatkannya.
Sekali lagi saya ingatkan ini saya lakukan bukan karena saya orang baik, tapi karena saya sedang belajar menjadi orang baik. Saya merasa dosa saya lebih besar dari orang lain oleh karena itu saya harus berusaha maksimal agar kelak ditimbangan mizan dosa saya tidak lebih berat dari kebaikan saya.
Jadi jika kau merasa dosamu juga banyak kawan, jadikan motivasi agar segala sesuatu yang kita lakukan bisa bernilai ibadah bukan malah justru sengaja menambah dan terus menumpuk terus dosa karena merasa sudah terlanjur masuk kedalam jurang dosa.
Ingat kawan, kalau hari ini kamu masih diberi umur berarti Allah masih menyayangimu, Allah sangat senang jika kita segera bertobat melebihi bahagianya kita, ketika menemukan barang yang sangat berharga yang hilang.
Kawan jika kau seorang guru, ayo kita belajar bersama agar menjadi guru-guru yang memiliki misi membangun akhlaq dan spiritualitas manusia.
Kita cetak anak-anak kita menjadi anak-anak yang kuat spiritualitasnya, nasionalismenya, bahkan kuat mental dan ilmunya.
Kawan kalau misimu hanya mengejar PNS maka bersiaplah untuk engkau dikecawakan, kerjamu tak tenang bahkan merasa sangat direndahkan.
Dan kawan jika misimu mengajar hanya karena tuntutan pekerjaan, diperhatikan atasan maka bersiaplah dirimu akan hidup dalam kegelisahan.
Tapi kawan…
Jika dirimu mengajar karena jiwa merasa terpanggil, bekerja dan berkarya atas dasar cinta pada Islam dan Negara, tekadmu kuat mengabdi dan memberi yang terbaik untuk anak Negeri bersiaplah kawan Dunia akan merangkak dan berlari mendatangimu tanpa kau minta.
Sebab kau dekat dengan Rabb pemilik segalanya,,,,
Sebab kau bekerja dalam rangka beribadah kepada-Nya ,, ,
Sebab Kau bekerja dalam misi-misi suci Agamamu…
Maka jika untuk Allah engkau bekerja , pastilah Allah langsung yang menggajimu,,,
Berapa kekayaan Negara kawan,,,,
Berapa pula jatah yang akan Negara berikan padamu, apalagi pemberian itu dalam ketakutan Negara kehabisan hartanya.
Dekatilah Allah kawan,,, bekerjalah hanya karena-Nya,,,,
Allah pasti takan mengecawakan orang-orang sepertimu …..
Salam Perjuangan….
Berjuang membentuk anak-anak bangsa yang berdikari
Anak-anak bangsa yang kuat iman dan ilmunya….
Hingga akhirnya INDONESIA TAK LAGI MISKIN KEJUJURAN….
Semoga bermanfaat kawan, niat saya bukan menggurui, namun saling mengingatkan.
Apa yang saya katakana diatas sayapun akan belajar melakukannya….
Salam santun, salam persaudaraan, salam perjuangan melawan hawa-hawa syaitan…
Dari :
DETATANG
Pemuda miskin ilmu namun ingin berguna . . .
Post a Comment for "Indonesia Butuh Generasi Pembangun & Pencerah Jiwa"