Dakwah Perbuatan
Setahun lebih aku kos disini, tempat kos yang begitu nyaman. Walau sejujurnya kenyamanan itu kadang hilang seketika, jika sehari saja aku telat gajian, karena pemilik kos yang kaya raya namun terkenal pelitnya itu langsung akan menagih tanpa berhenti sebelum uanrg rutin bulanan diberikan ketangannya.
Aku terkadang heran oleh seorang penjaga kos yang begitu sabar setiap kali mendapat omelan dari sang majikannya, terlebih sang penjaga kos tersebutpun bukanlah orang yang benar-benar fokus pada pekrjaannya. Pagi ia membersihkan kos, halaman dan menyiram taman, siang ia kuliah dilanjut jualan sampai sore, kemudian sore sampai malam ia kembali kekosan lagi, bukan sebagai mahasiswa penikmat fasilitas kos namun sebagai penjaga kos yang tidak jarang ia begadang seperti satpam penjaga malam.
Hari ini aku dibuat sangat geram sendiri oleh sikap majikannya. Dia terus memarahi Bagus sang mahasiswa yang merangkap jadi penjaga pos tersebut, hanya karena setelah sholat subuh ia ketiduran dan tidak merapihkan dan membrsihkan kosan.
Bagus adalah seorang pemuda dan mahasiswa yang sangat rajin, tugas kuliah dan pekerjaan tak pernah ada yang tidak dikerjakannya dengan baik kecuali tanpa sengaja seperti hari ini.
Diapun orang yang dikenal irit berbicara, ia hanya berbicara seperlunya dan tak pernah kudengar dia mengeluh apalagi mengumpat meski majikannya terkadang memperlakukannya tak berprikemanusiaan.
Hari ini habis sudah kesabaranku melihat perilaku majikannya itu, aku bertekad untuk membujuk Bagus mau melawan. Akhirnya kudekati dia dan akupun mulai berbicara padanya dengan obrolan ringan sebagai bahasa pengantar.
“ Gus kenapa kamu diam saja diperlakukan semena-mena seperti itu” tanyaku mulai menyelidiki.
Dengan tenang mahasiswa yang persis berada satu tahun dibawahku berkata “ Mba hakikatnya saya bekerja untuk Allah bukan untuk majikan saya. Pekerjaan ini saya jadikan ladang ibadah, dan dzikir, jadi setiap ujian yang ada didalamnya saya yakin itu untuk menaikan derajat saya. Apapun yang orang lain katakana saya akan bekerja maksimal, memberikan yang terbaik yang saya bisa. Karena ini adalah salah satu jalan ibadah saya kepada Allah.
Mendengar jawabannya seakan mulut saya tak mampu lagi berucap.
Sesuai namanya Bagus memiliki kepribadian yang sangat baik, bahkan ia sangat deramawan. Meski uangnya pas-pasan setiap bulan ia selalu menyisihkan separuh dari uang gajiannya untuk membeli buku-buku dan majalah yang bernuansa Religi, jika kebanyakan umumnya manusia , membeli barang hanya untuk dirinya sendiri, namun lain halnya dengan Bagus . Buku-buku dan majalah yang ia beli dari uang hasil jerih payahnya ia letakan di meja dekat anak-anak kos menonton TV. Akhirnya melihat tumpukan buku-buku dan majalah tersebut kami yang tak punya niat belajar Agama pun banyak yang membacanya, dan tidak sedikit yang mendapat hidayah melalui perantara-perantara bukunya.
Pernah dia lirih berbicara padaku. “Mba Semua manusia akan mati. Semua orang yang pernah hidup di Dunia ribuan tahun bahkan jutaan tahun yang lalu dikubur sekarang mereka sedang menanti hari kiamat tiba. Selagi kita sempat kumpulkanlah banyak bekal untuk kita disana mba. Mungkin banyak perbuatan kecil dimata manusia namun bisa jadi itu sangat besar pngaruhnya bagi Allah SWT. Ayo kita sama-sama berjuang menyelamatkan manusia dari penantian panjang mereka dialam kubur, agar mereka mendapat nikmat kubur dan syurga bukan siksa kubur dan neraka. Kita lakukan itu karena kecintaan kita pada Allah dan sesama, Insya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam akan menyayangi kita pula.
Kawan, saya pernah mempraktkan sendiri dasyatnya Dakwah perbuatan ini.
Sebelum berangkat merantau seperti biasa saya pamitan dan minta do’a dulu kepada guru tercinta. Saya kala itu dibuat heran dengan nasihatnya. Karena biasanya bapa membri nasihat tentang pentingnya keyakinan dan ketauhidan kepada Allah SWT.
Hari itu bapa justru berkata yang aqidah saya sangat tidak menrimanya.
Masih teringat jelas kata-katanya, kata-kata itu ternyata mnjadi modal utama saya menjalani hidup diperantauan. “Tang semua Agama itu sama, sama-sama mengajarkan kebaikan, yang salah itu hanya orangnya”. Itu sedikit penggalan kata yang pertama kali saya dngar dan aqidah saya menolaknya, namun karena saya sangat menghormati beliau saya hanya bisa merunduk tanpa berkata sepatah katapun.
Ternyata stlah diperantauan hampir semua teman dan bahkan bos saya adalah orang-orang Nasrani. Berbekal nasihat itu saya bergaul dengan semuanya dengan baik. Kami saling curhat dan sharing. Ditempat kerja itu pula sering ada polisi, hal ini dikarnakan hampir semua anak keluarga pemilik usaha tersebut adalah Polisi. Bardocar wash, Bengkel , cucian dan salon Mobil di Bandung itulah nama tempat usahanya.
Berbekal nasihat-nasihat bapa sebelumnya saya begitu sangat menyayangi mereka seperti keluarga sendiri, alhasil merekapun menyayangi saya. Saya sering diajak main kerumahnya, bahkan dalam urusan ibadah merekapun sangat menghargai , setiap ada adzan merka selalu mengingatkan. Kebanyakan dari kluarga tersebut sangat baik, bahkan kalau hidayah Allah turun bisa saja saya menjadikan salah satu diantara mereka mnjadi mualaf. Berbekal kedekatan itu sayapun pernah membaca kitab Injil dirumahnya, saya berharap dengan saya membaca kitab Injil merekapun mau membaca Al-Qur’an dan akhirnya mendapat hidayah.
Alhamdulillah berkat keakraban itu saya bisa meluruskan sedikit pandangan-pandangan mereka tentang orang-orang Islam.
Bahkan Polisi yang suka main ke bengkel dan beragama Nasrani, ada yang memberikan saya baju koko, sebagai hadiah karena saya baik dan rajin ibadah, katanya. Baju koko itu warna biru sampai saat ini saya masih menyimpannya sebagai suatu kenangan penuh makna.
Ketika saya mau pulang anak dari pmilik bengkel sangat terpukul, saat itu dia kelas 3 SMA dan hampir setiap kebengkel brsama saya, dan selalu ingin dinasehati, padahal saya memberinya nasihat brdasarkan Qur’an Hadits , baik dari yang saya baca ataupun dari ceramah orang lain.
Dia sangat begitu tertarik dengan Islam, dan dia menganggap saya soudara, dan berharap mau tinggal di Bandung. Dia ingin ketika dia jadi polisi saya bisa melihatnya , katanya.
Sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga buat saya.
Betapa indah ajaran Islam, kalau kita menyayangi semua makhluk , niscaya mereka akan menyayangi kita. Itulah kunci Islam mudah diterima siapapun, karena Islam Rahmatan Lil’alamin.
“Barang siapa menyeru kepada hidayah (petunjuk) maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barang siapa menyeru pada kesesatan maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa yang mengerjakannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR.Muslim no 2674, dari Abu Hurairah)
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang kalian tidak perbuat. Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang kalian tidak kerjakan.” (Ash-Shaft : 2-3).
Post a Comment for "Dakwah Perbuatan"