Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berbahagialah! Biarkan Mereka Menangis




Terkadang kita bisa tertipu dengan fatamorgananya dunia ini. Betapa mudah kita menilai kesuksesan dan kebahagiaan yang telah diraih oleh orang lain hanya berdasar pada seberapa banyak harta yang mereka miliki, atau seberapa tinggi popularitas yang telah ia raih.
Kita sampai lupa kawan, bahwa semua yang kita lihat di Dunia ini adalah semu, hanya tipuan mata bahkan nafsu. Jika kita mau belajar dari sejarah, siapakah orang-orang kaya yang telah begitu dahsyatnya mengumpulkan harta benda ?, atau siapa sajakah orang telah yang meraih popularitasnya yang begitu tinggi?. Dimanakah mereka sekarang berada kawan ?
Kita semua seharusnya sadar, darimana kita diciptakan dan hendak kemana kita dikembalikan ?
Kita berasal dari tanah dan akan dikembalikan ketanah pula.
Tidak sedikit orang yang menyadari bahwa dunia ibarat tempat perantauan, atau tempat persinggahan sementara. Dimana tugas manusia adalah mengumpulkan amal ibadah sebanyak-banyaknya , guna mengumpulkan bekal untuk menghadapi perjalanan yang sangat panjang berikutnya sampai akhirnya tiba dirumah yang sesungguhnya yaitu Syurga.
Dialah sebaik-baik tempat kembali, dimana nenek moyang kita berasal dar tempat yang indah tersebut.
Kendati demikian, berapakah kira-kira manusia yang mampu memanfaatkan peluang pengumpulan bekal ini?. Karena disadari atau tidak banyak manusia yang lalai, begitu banyak yang menghambur-hamburkan nikmat Tuhan hanya untuk kesenangan yang ada ditempat persinggahan sementaranya. Bahkan tidak jarang manusia banyak yang berhutang dengan sesamanya, dimulai dari saling menyakiti, memfitnah, bahkan sampai mengambil hak sesamanya. Sehingga sesampainya di terminal tujuan ia harus membayar semua itu dengan bekal pahala yang ia miliki, jika bekal yang ia bawa tidak cukup tentu ia harus dimasukan penjara (Neraka) terlebih dahulu hingga kemudian sampai ditentukan kapan dia bisa pulang ke rumahnya (Syurga)




Sahabat Saudaraku Fillah, pernahkah kita berpikir apa yang akan terjadi saat kita dipanggil menghadap-Nya?
Bagaimana respon orangtua dan istri bahkan anak-anak kita? Bagaimana respon orang-orang yang mengenal kita, baik yang dekat ataupun yang jauh dari tempat dimana kita tinggal di Dunia?
Apakah mereka berduka dengan meninggalnya kita?
Ataukah justru mereka bahagia, karena orang yang selama ini suka membuat kerusakan dan sering menyakiti sesamanya itu telah tiada?
Jika ingat ini, rasanya sayapun ingin menjerit kawan. Rasanya ingin sekali secepatnya memperbaiki diri. Mengganti setiap kesalahan dengan kebaikan-kebaikan. Karena saya sadar Tuhan tak memberi tahu kita kapan kita harus pulang. Ia adalah sebuah misteri besar yang pasti akan menghampiri kita, tanpa terkecuali siapapun kita dan ada dimana kita saat ini.



Jika memang kita sudah waktunya pulang? Mana bekal kita? Jangan-jangan bekal itu tidak cukup untuk membayar hutang-hutang kita kepada manusia yang telah banyak kita sakiti dan dzolimi.
Sungguh bahagianya dirimu kawan. Orang-orang yang selama hidup di Dunia penuh dengan kemanfaatan dan amal sholeh. Sungguh bahagianya dirimu kawan jika saat engkau hendak disholatkan begitu banyak orang berduyun-duyun ingin ikut mendo’akan.
Begitu banyak orang yang bersedih dan merasa kehilangan. Sementara orang-orang yang jauh dari tempatmu, mereka hanya terus membaca karya-karya yang penuh ilmu darimu, karya-karya yang penuh motivasi mengajak mereka untuk menempuh jalan Tuhan.
Betapa banyak doa’doa manusia yang mengantar kepergianmu kealam barzah, engkaupun melihat jutaan manusia bersedih atas kepergianmu. Sementara engkau yang sedang bersama malaikat tersenyum bahagia, karena mampu memanfaatkan hidup didunia yang sementara ini dengan memberi kemanfaatan yang sebanyak-banyaknya untuk Agama, Sesama, Bangsa dan Negara.
Setiap malam dikuburmu, nikmat terus berdatangan , karena banyak yang mendo’akan dan membacakan Al-Qur’an untukmu. Bahkan setiap ada orang yang membaca karyamu Allah berikan kenikmatan-kenikmatan lain yang tak tertandingi untukmu. Karena dalam karyamu banyak mengandung ilmu dan pembelajaran yang mampu menjadi jembatan hidayah bagi yang membacanya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung tersebut .
Insya Allah ….. aaaamiiin….



Post a Comment for "Berbahagialah! Biarkan Mereka Menangis"