Aku Ingin Menirumu Wahai Nabi
Allahumma Shali ala Muhammad. Allahumma Shalli alaihi wassalaam. kami ingin menirumu, wahai Nabi.
Engkau membopong cucu-cucumu di punggungmu, engkau bermain berkejaran
dengan mereka Engkau bahkan menengok seorang anak yang burung peliharaannya mati.
Dan engkau pula yang berkata ketika seorang ibu merenggut bayinya dari gendonganmu,
“Bekas najis ini bisa kuseka, tetapi apakah kau bisa menggantikan saraf halus yang
putus di kepalanya?”
Engkau membopong cucu-cucumu di punggungmu, engkau bermain berkejaran
dengan mereka Engkau bahkan menengok seorang anak yang burung peliharaannya mati.
Dan engkau pula yang berkata ketika seorang ibu merenggut bayinya dari gendonganmu,
“Bekas najis ini bisa kuseka, tetapi apakah kau bisa menggantikan saraf halus yang
putus di kepalanya?”
Rasulullah adalah pribadi agung yang
sangat lemah lembut jika berhadapan dengan anak-anak.
Kasih sayang beliau pada anak-anak sungguh luar biasa.
Beliau tidak sanggup mendengar suara tangis anak-anak
sehingga akan mempercepat pelaksanaan shalatnya jika
sangat lemah lembut jika berhadapan dengan anak-anak.
Kasih sayang beliau pada anak-anak sungguh luar biasa.
Beliau tidak sanggup mendengar suara tangis anak-anak
sehingga akan mempercepat pelaksanaan shalatnya jika
mendengar anak-anak menangis. "Aku tidak suka merisaukan
hati ibunya," kata beliau.
Aisyah ra menceritakan bahwa suatu ketika datang arabi
kepada Rasul Saw. Dan berkata, "apakah engkau menciumi
mereka (anakanak), sedang kami belum pemah melakukan hal
itu? "
Maka beliau pun menjawab, "apakah engkau tidak takut
Allah mencabut kasih sayang dari dirimu?"
Apakah kita memandang remeh dan mengabaikan sekedar
mencium anak-anak? Padahal Rasulullah telah membiasakan
itu di kala masyarakat tak pemah melakukannya.
Pemah suatu saat beliau mencium Hasan bin Ali. Ketika itu
di sisi beliau duduklah Aqrabin Habis Attaimim. la berkata,
"Sesungguhnya aku mempunyai 10 orang anak, tapi tak
satupun dari mereka yang aku cium."
Mendengar itu Rasulullah Saw memandang seraya berkata,
"Barang siapa yang tidak mengasihi, tidak akan dikasihi"
jika pada saat shalat Hasan dan Husain, cucu Rasulullah,
menaiki punggungnya, beliau akan memperlama sujudnya,
beliau pun pemah shalat sambil menggendong cucunya yang
lain, Ummah, beliau meletakkan Ummah di sisinya saat
suiud, untuk kemudian menggendongnya ketika posisi
berdiri.
Rasulullah bahkan pemah menghentikan khutbahnya, turun
dari mimbar sekedar hanya untuk memeluk Hasan dan
Husain yang saat itu terjatuh setelah berkejar-kejaran.
Sesudah itu naik kembali ke mimbar, beliau berkata, " hai
manusia, sesungguhnya harta dan anakanak kalian itu fitrah
dan ujian."
hati ibunya," kata beliau.
Aisyah ra menceritakan bahwa suatu ketika datang arabi
kepada Rasul Saw. Dan berkata, "apakah engkau menciumi
mereka (anakanak), sedang kami belum pemah melakukan hal
itu? "
Maka beliau pun menjawab, "apakah engkau tidak takut
Allah mencabut kasih sayang dari dirimu?"
Apakah kita memandang remeh dan mengabaikan sekedar
mencium anak-anak? Padahal Rasulullah telah membiasakan
itu di kala masyarakat tak pemah melakukannya.
Pemah suatu saat beliau mencium Hasan bin Ali. Ketika itu
di sisi beliau duduklah Aqrabin Habis Attaimim. la berkata,
"Sesungguhnya aku mempunyai 10 orang anak, tapi tak
satupun dari mereka yang aku cium."
Mendengar itu Rasulullah Saw memandang seraya berkata,
"Barang siapa yang tidak mengasihi, tidak akan dikasihi"
jika pada saat shalat Hasan dan Husain, cucu Rasulullah,
menaiki punggungnya, beliau akan memperlama sujudnya,
beliau pun pemah shalat sambil menggendong cucunya yang
lain, Ummah, beliau meletakkan Ummah di sisinya saat
suiud, untuk kemudian menggendongnya ketika posisi
berdiri.
Rasulullah bahkan pemah menghentikan khutbahnya, turun
dari mimbar sekedar hanya untuk memeluk Hasan dan
Husain yang saat itu terjatuh setelah berkejar-kejaran.
Sesudah itu naik kembali ke mimbar, beliau berkata, " hai
manusia, sesungguhnya harta dan anakanak kalian itu fitrah
dan ujian."
https://www.facebook.com/GenerasipeduliBrebes/?ref=br_rs
Post a Comment for "Aku Ingin Menirumu Wahai Nabi"